Dunia terang disinari mentari yang mencerahkannya bersama hembuasan
angin yang menyejukan suasana namun bising motor dan mobil membuat buyar
pikiran yang mencoba untuk tetap tenang.
“Selamat Pagi Pak”.
“Pagi”.
Salam dari seluruh siswa dan siswi SMK Wahidin membuatku bangun dari lamunan.
Pagi itu, saatnya ku mulai sebuah rencana yang telah aku rencanakan
dari tiga bulan yang lalu. Sebuah kamera digital menjadi alat untuk
membuat video kejutan yang ku buat hanya untuk Ica sebagai kado ulang
tahun ke-22.
Seluruh guru di sekolah tersebut aku minta untuk memberikan ucapan untuk
Orang yang aku cintai yaitu Ica. Yaa karena Ica adalah lulusan dari
sekolah tersebut.
Satu persatu aku meminta ucapan dari guru untuk aku rekam sebagai kado ulang tahun Ica.
“Ibu kepala sekolah bolehkah saya meminta ucapan ulang tahun dari ibu
untuk alumni sekolah ini yang tanggal 4 September genap berumur 22
tahun?”. Tanya ku.
“Abdul, kamu kesini karena Program kuliah bukan karena pacar kamu”. Jawab Ibu Kepala Sekolah.
“Jadi ibu bersedia atau tidak untuk memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica?”.
“Tidak!”.
“Ibu kali ini aja, aku mohon. Toh ini untuk alumni sekolah ini kok”.
“Ibu bilang tidak!”
Sesaat suasana hening. Aku tak bisa memaksa Ibu Kepala Sekolah untuk
memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica walau pun aku kecewa akan
jawaban dari permintaanku. Aku hanya bisa tertunduk. Tak lama kemudian
Ibu Kepala Sekolah Berkata.
“Ibu itu kepala sekolah bukan artis sinetron dan ini kado yang berkesan
untuk dia tapi tidak dengan Ibu. Disini tempat untuk belajar bukan
tempat untuk membuat film dan kamu disini untuk mencari nilai dan
menambah ilmu bukan untuk membuat kejutan buat kekasih kamu. Paham!”.
“Paham Bu”. Jawabku.
Aku pesimis dengan semua rencanaku hingga akhirnya Aku putuskan untuk
mencoba meminta ucapan ulang tahun ke sahabat Ica. Yaa dia bernama
Gita. Jarak rumah Gita ke kampus lumayan jauh hingga akhirnya dia
tanggal di asrama yang disediakan oleh kampus untuk mahasiswanya.
Jalanan kota Cirebon sangat panas dan macet, maklum kini matahari
sedang berada di puncak dunia. Suara kenalpot motor dan mobil membuat
gendang telingaku hampir pecah namun waktu terus berjalan, Gita tak
memiliki waktu banyak karena dia akan pulang kampung yang memaksa aku
untuk menarik gas motor lebih dalam lagi.
“Lama sekali”. Sambut Gita akan kedatanganku.
“Sorry, sorry maklum motor tua jadi ga bisa ngebut.” Jawabku.
“Ahh alesan aja lu mah”.
“Okee langsung aja yaa”. Ucapku.
“Langsung apanya?”. Tanya gita kepadaku.
Yaa memang Gita belum tau rencana yang telah aku susun untuk membuat video kejutan sebagai kado ulang tahun ke-22 Ica.
“Jadi gini, bentar lagi kan Ica ulang tahun. Naaah, aku ingin bikin
video ucapan ulang tahun untuk dia dari sahabat-sahabatnya termasuk kamu
Gita. Gimana?”
“Okee tapi aku malu Dul”. Sambut Gita.
“Laah kok malu. Ini buat temen kamu loh, temen dari semester satu. Yaa yaaa mau yaa”. Ucapku.
“Ya udah okee tapi kamu jangan liat yaa, aku ngucapinnya di belakang”
“iyaa iyaaa, ini kameranya”. Jawabku.
Sebuah video kumpulan ucapan ulang tahun dari teman-teman Ica ku buat
sebagai kado untuk orang yang ku cinta. Dari semua ucapan yang ku video
ada satu teman yang bagiku sangat istimewa. Ya ucapan itu dari Kinan,
Kinan adalah kekasih dari mantannya Ica. Aku tak tau apakah ucapan dari
Kinan bisa menjadi kejutan untuk Ica atau malah sebaliknya. Di satu sisi
Ica sendiri belum kenal dengan Kinan bahkan bertemu pun belum pernah.
Di ruang kesiswaan, di SMK tersebut aku bertemu dan berbicara dengan Kinan.
“Kinan, boleh ga aku minta ucapan ulang tahun dari kamu untuk Ica?”. Tanyaku.
Kinan pun menjawab dengan rasa penasaran dengan apa yang aku minta “Boleh”.
“Ya udah aku video yaa”
“Kok di video, ga ah aku malu”. Jawab Kinan sambil tersenyum karena malu dengan kamera yang aku bawa.
“Ayo sih Kinan, bentar aja. Ya yaa yaa”.
Kinan pun memberikan ucapan ulang tahun untuk Ica, yaa meski pun banyak yang ditake ulang.
“Ica selamat ulang tahun ke-22. Semoga panjang umur, sehat selalu, makin
dewasa dan langgeng sama Abdulnya. Oya, saya pacarnya Agus salam kenal
yaa. Kapan-kapan kita jalan bareng nanti kalau ketemu teraktirannya
jangan lupa. Hehehe”.
Tak terasa jam istirahat telah selesai, aku bergegas kembali ke
ruangan tempat ku bertugas dan ternyata di ruangan itu ada beberapa
teman-teman Ica yang sedang berkumpul. Ada beberapa teman Ica yang
praktik di lembaga pendidikan yang sama denganku. Tanpa berfikir panjang
aku meminta ucapan ulang tahun lagi. Yaa memang aku sedang mengumpulkan
ucapan-ucapan ulang tahun sebagai kado ulang tahun Ica dari
teman-temannya, dari yang serius, yang santai, yang sok dewasa sampe
yang absurd sekali pun aku tetap merekamnya.
“In, aku video kamu yaa.” Ucapku.
“Vi-vii-video a-aapa?” Iin menjawab dengan suara yang terbata-bata, yaa
sinetron abis gitu mungkin karena dia terobsesi ingin jadi pemain
sinetron dengan judul yang sama dengan namanya, Iin Yang Tertukar.
”Video ucapan ulang tahun untuk Ica.” Sambutku.
“Enggak ah malu.” Jawab Iin menggelengkan kepala sambil senyum-senyum
“Ayolah.”
“Enggak.”
“5 menit aja.” Ucapku dengan suara yang mekin keras mencoba untuk menyemangati Iin.
“Enggak.” Tegas Iin.
“3 menit.”
“Enggak.”
“2 menit.”
Akhirnya dengan muka penuh kepasrahan Iin menerima permintaanku.
“Ya udah.”
Akhirnya dengan desakan Iin mau juga dan sengaja aku buat lama berharap
ucapan ulang tahunnya bisa sampai 5 menit tapi alhasil 2 menit pun
kurang.
Iin memberikan ucapan ulang tahunnya berdua bersama temannya. Iin
adalah seorang mahasiswi yang cerdas, pemalu dan suka banget sama
sinetron apalagi sinetron Tukang Bubur Naik Haji mungkin dia suka bukan
sama ceritanya tapi sama gerobak buburnya kali (naah jadi ga nyambung).
Iin di kampus satu jurusan bahkan satu kelas dengan Ica jadi Ica mau pun
Iin sudah kenal akrab. Sedangakan temannya hanya satu jurusan dengan
Ica.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga panjang umur, PPL-nya lancar dan
langgeng sama Abdulnya. Di tunggu traktirannya di SS hehehe.” Ucap Iin
yang ku rekam melalui video.
Tiga minggu yang sangat penuh rasa, dari lelah, malu, sampai
menjengkelkan ini sudah hampir selesai dan tersisa satu hari lagi untuk
mencari sasaran ulang tahun untuk Ica.
Aku berfikir siapa yang belum mengucapkan ucapan ulang tahun untuk Ica.
Memang masih banyak teman-teman Ica yang belum ku video tapi karena
keterbatasan waktu dan tenaga sehingga yang terjangkau saja yang ku
minta ucapannya. Sempat terfikir ingin ku minta ucapan ulang tahun untuk
Ica dari keluarganya tapi niat seperti itu urung kembali karena hal-hal
tertentu yang tak memungkinkan itu terjadi.
Keesokan harinya di sekolah, aku kembali memutar otak, kira-kira
siapa yang bisa ku video untuk mengucapkan ulang tahun ke-22 untuk Ica.
Di ruang kesiswaan aku kembali bertemu dengan Kinan, ku coba berdiskusi
dengan Kinan tentang video yang ku buat dan kira-kira siapa lagi yang
harus ku video.
“Kinan, kira-kira siapa lagi yaa yang harus ku video ucapan ulang tahun untuk Ica?.” Tanyaku kepada Kinan dengan muka pasrah.
“Ibu kepala sekolah.” Jawab Kinan dengan penuh keyakinan.
“Ibu kepala sekolah mah udah tapi beliau ga mau.”
“Pak Aan.”
“Udah tapi sama dia juga ga mau.”
“Bu Leli.”
“Ga ah saya takut.”
“Pak Arif.”
“Sama dia juga gak mau.”
“Pak Alvi.”
“Dia juga sama ga mau.” Jawab ku.
Sambil menatap langit, dengan tangan memegang kepala dan dengan tatapan
kosong, aku berkata kepada Kinan, “Mungkin gak ada lagi yang bisa aku
minta ucapan ulang tahun untuk Ica dari teman-temannya, guru-gurunya
sewaktu Ica SMK dan orang-orang yang Ica kenal. Sekarang aku pesimis dan
pasrah sajalah.” Ucapku sedikit tertahan.
“Jangan gitu dong, niat kamu udah bagus kok.” Sambut Kinan mencoba meyakinkanku.
Aku terdiam, suasana menjadi hening. Namun tak lama kemudian Kinan
bersuara “Aku punya ide.” Ucap Kinan sambil mengangkat jari tangannya ke
samping kepala lalu munculah lampu di samping atas kepalanya dan
bersinar terang (lah sinetron banget).
Aku terkejut, ku lirik Kinan dengan curiga dan dengan penuh rasa penasaran aku berkata terbata-bata. “I-iide a-apa?”.
“Gimana kalau kamu video aku lagi tapi dengan ucapan yang beda kok.”
“Tidaaaak!!!” Jawabku kepada Kinan.
Memberikan kejutan untuk orang yang kita cintai apalagi di hari ulang
tahunnya memang membutuhkan proses yang tidak mudah meski pun kita
belum tau apakah kejutannya berhasil atau melah sebaliknya. Begitu pun
dengan aku, aku takut kejutan di ulang tahunnya Ica, orang yang sangat
aku cintai malah jadi sesuatu yang tidak aku inginkan.
Video ini memang tak semahal cincin bahkan dengan seikat mawar pun
lebih mahal mawar dibandingakn dengan video ini tapi proses pembuatannya
penuh dengan perjuangan dan tak bisa dibeli dengan materi karena kata
teman-teman yang dibutuhkan perempuan itu perjuangannya bukan mahal
tidaknya. Namun disamping pembuatan video ucapan ulangtahun ini, aku
juga telah membeli boneka Teddy Bear untuk Ica. Ica memang lebih suka
boneka Panda dibandingkan Teddy Bear namun aku pernah berjanji untuk
membelikan boneka Teddy Bear sewaktu bertemu tak sengaja dengan Ica di
salah satu pusat perbelanjaan.
Orang yang jatuh cinta tidak akan peduli dengan rasa malu yang
hadapinya sebagai proses membuat orang yang kita cintai bisa tersenyum,
tertawa tanpa harus merasakan seperti apa rasa malu yang kita rasakan.
“Kriiing kriiing kriiing.” Suara bel sekolah yang pertanda telah selesai
jam pelajaran dan sebentar lagi para siswa dan siswi akan bergegas
untuk pulang.
Tak pikir panjang aku langsung menuju kelas XII AK 2. Aku berdiri di
depan para siswa dengan penuh rasa malu karena nanti pasti dibilang
lebay oleh siswa ketika saya meminta ucapan ulang tahun kepada mereka.
“Kawan-kawan di kelas XII AK 2, bapak ingin meminta bantuan kepada kalian semua, boleh kan?.” Tanyaku.
“Bantuan apa pak?.”
“Jadi gini, bentar lagi pacar bapak ulang tahun. Nah, bapak ingin
meminta ucapan ulang tahun dari kalian untuk pacar bapak tapi bapak
video ucapan ulang tahunnya.”
“Ciyee bapak punya pacar ciyee.” Jawab seluruh siswa.
Aku memaklumi jawaban siswa seperti itu karena seumuran mereka sedang alay-alaynya.
“Gimana mau ga?.” Tanyaku.
“Okee pak tapi nanti yaa aku berkaca dulu biar tambah keren, kan nanti
di video.” Ucap salah satu siswa kelas XII AK 2 yang didominasi oleh
perempuan dan anehnya yang berkata seperti itu adalah Aji, dia seorang
laki-laki mungkin karena lingkungan kelas dia juga jadi ikutan alay.
“Udah siap?.”
“Sekarang bapak video yaa.” Tegasku.
“Siap.” Jawab mereka serentak.
“Mulai.”
Beberapa siswa mulai menucapkan ulang tahunnya untuk Ica.
“Selamat ulang tahun teteh, semoga panjang umur dan makin tambah lengket
sama pak Abdulnya.” Ucap Sandra salah satu siswi kelas AK 2.
Setelah beberapa siswa mengucapkan ulang tahunnya untuk Ica meski pun
ucapannya sama semua. Tak lama kemudian seluruh siswa dalam kelas XII AK
2 menyanyikan lagu untuk Ica yang ku video.
“Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya. Merah kuning kelabu”
“STOOOOP!!!” Ucapku untuk menghentikan lagunya disaat mereka masih
menyanyikan lagu yang tak sesuai dengan moment ulang tahun itu.
“Ini untuk ulang tahun bukan reuni anak Taman Kanak-kanak.” Tegasku
“Tapi kan dulu pacar bapak pernah masuk TK kan.” Jawab Fikri mencoba membenarkan apa yang telah mereka nyanyikan.
“Tapi kan gak harus lagu Balonku juga kan?”
“Ya udah pak kita ganti lagu.”
Seluruh siswa mengganti lagu yang mereka nyanyikan dengan lagu
Selamat Ulang Tahun, dari 45 siswa yang bernyanyi kurang lebih hanya 20
siswa dan sisanya mereka tidak hafal dan hanya pelengkap penderita.
Uacapan ulang tahun dari siswa kelas XII AK 2 sudah selesai ku video,
kini ku mencari target baru lagi yang bisa ku video ucapannya untuk Ica.
Ku buka pintu kelas yang berwarna abu-abu dengan perlahan dan kulihat
ada mas Eko dan mas Dani sedang berjalan. Mas Eko dan mas Dani adalah
staf di SMK Wahidin. Tanpa berfikir lama aku langsung menghampiri
mereka.
“Mas, minta ucapan ulang tahunnya untuk Ica dong.” Ucapku kepada mas Eko.
“Boleh.”
“Ku video yaa.”
“Siap.” Sambutnya.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga makin dewasa di usia yang ke-22 ini.” Ucapan mas Eko yang ku video.
“Ayo mas Dani juga dong.”
“Enggak ah pak, aku kan gak kenal sama Ica.” Jawab mas Dani sambil
melambaikan tangan sambil berlari seperti yang sedang uji nyali di
tempat yang angker yang gak sengaja ku rekam.
“Mas Eko, makasih yaa untuk ucapan ulang tahunnya.”
“Mas Dani jangan lari, tunggu aku.” Ucapku, dan aku pun ikut berlari.
Suasana lingkunga sekolah mulai ramai dan dipenuhi para siswa yang
hendak pulang. Gendang telinga ini terusik oleh obrolan-obrolan antar
siswa dan temannya yang sedang berjalan keluar gerbang sekolah.
Aku berjalan memasuki ruang TU dan disana ternyata ada mas Yudi yang
sedang duduk sendirian di depan komputer yang menjadi teman setia dalam
menyelesaikan kerjaannya. Mas Yudi adalah orang yang baik, pendiam,
suka main games bola dan mas Yudi juga menjadi staf TU di SMK Wahidin.
“Mas, bentar lagi Ica ulang tahun, minta ucapan ulang tahun dong buat Ica tapi aku video.”
“Boleh, boleh.” Jawab mas Yudi.
“Tapi jangan disini mas, disini berisik oleh anak-anak yang mau pulang.” Ucapku.
“Terus dimana dong?”
“Kita cari tempat yang sepi mas agar ucapan ulang tahunnya terdengar dengan jelas ketika aku video. Ayo mas ikuti aku.”
Kita berdua berjalan mencari tempat yang sepi, hampir setiap ruangan
ramai oleh siswa yang sedang bergegas untuk pulang. Aku dan mas Yudi
masih menyusuri setiap ruangan dan aku temukan satu tempat yang lumayan
sepi, pikirku di tempat ini suara mas Yudi akan terdengar dengan jelas.
“Disini mas, disini tempatnya tidak begitu ramai.” Ucapku.
“Disini?” tanya mas Yudi dengan wajah heran.
“Iya disini.” Tegasku dengan penuh keyakinan sambil menunjuk ke arah lantai (seperti di film-film action)
“I-iiini kan wc dul.” Jawab mas Yudi dengan suara terbata-bata dan lagi-lagi dengan tampang heran.
“Iya sih mas ini wc.”
Suasana menjadi hening. Mas Yudi diam dan aku pun ikut terdiam, mas
Yudi ikut mondar-mandir aku pun ikut mondar-mandir. Kita berdua sudah
seperti orang yang sedang nyasar dan tidak tau harus kemana.
“Gak apa-apa mas wc juga yang penting kan ucapannya bukan tempatnya.” Ucapku meyakinkan mas Yudi sambil menundukan kepalaku.
Mas Yudi terdiam dengan tangan menutupi permukaan wajah bagian
bawahnya. Ku lihat mas Yudi lagi dan tetap masih terdiam serta
mondar-mandir dengan langkah perlahan dan sesekali menganggukan
kepalanya. Aku biarkan mas Yudi seperti itu karena kata orang, biasanya
orang yang sedang berfikir itu sama persis dengan apa yang sedang mas
Yudi lakukan sekarang dan bisa saja apa yang sedang dilakukan mas Yudi
itu ternyata sedang mencari inspirasi terhadap ucapan ulang tahun yang
akan di ucapkan untuk Ica.
Aku bingung kalau terlalu lama diam dan suasananya makin hening nanti
takut malah salah satu di antara kita ada yang kesurupan, secara kita
sedang di wc dan di film-film horor mahluk astral suka menghuni wc.
Akhirnya aku pun mulai bertanya kepada mas Yudi.
“Ke-kkkenapa mas? kok di-diiiem aja.” Tanyaku sedikit tertahan.
“Gak apa-apa, ini aroma wc-nya menyengat banget.” Jawab mas Yudi sambil menutup hidungnya.
Buyaaar semuanya. Ku kira mas Yudi sedang mencari kata-kata yang bagus
untuk Ica tapi ternyata mas Yudi diam itu sedang menahan terhadap bau
aroma khas wc.
“Ooh kirain kenapa mas, yaa udah kita pindah ke depan aja mas.”
“Depan mana Dul?” Tanya mas Yudi yang masih menutupi hidungnya.
“Di depan wc mas.” Jawabku.
Kita berdua pindah ke depan wc, yaa lumayan disini aroma wc tidak terlalu menyengat seperti di dalam.
“Siap ya mas. Aku video nih” Tegasku.
“Selamat ulang tahun Ica, semoga panjang umur, sehat selalu, makin
dewasa dan jangan lupain guru-guru serta teman-teman di SMK Wahidin dan
semoga bisa sampai kakek dan nenek sama Abdulnya. Amin.” Ucapan ulang
tahun dari mas Yudi untuk Ica.
Hari terakhir pengumpulan ucapan ulang tahun telah berakhir dan semua
ucapan telah ku rekam melalui video. Hari-hari yang melelahkan telah ku
lewati dengan harapan Ica senang dengan apa yang telah ku lakukan untuk
ulang tahunnya yang ke-22 dan hasil rekaman ucapan ulang tahun yang ku
video menjadi kado yang tak terlupakan.
Sesampainya di rumah aku lihat-lihat kembali semua kumpulan ucapan ulang
tahun yang telah ku rekam. Satu demi satu kulihat dan ku dengarkan
kata-kata yang keluar dari teman-teman Ica untuk Ica. Setelah ku
perhatikan ucapan-ucapannya ternyata semua ucapan hampir sama semua
“Selamat ulang tahun dan panjang umur” samapi seterusnya seperti itu
semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar