Senin, 23 Maret 2015

Text Me, Please!

Pernahkah kalian para kaum hawa, mengagumi seorang pria yang kalian idolakan? Memang, itu hal yang sangat wajar sekali, tapi tidak bagiku. Aku harus berjuang mati-matian dahulu untuk mendapatkannya, bahkan.. sangat kecil kemungkinan untuk bisa.
“Ocha! Aku sudah dapat informasi tentang si..” kata Cindy, yang tiba-tiba terpotong.
“Sssssst! Jangan keras-keras Cin!” kataku.
Aku dan Cindy memang sahabat dekat. Cindy, adalah sahabat yang selalu membantuku dalam susah maupun duka.
“Iya iya. Dia ulang tahunnya tanggal 12 September, Cha.” kata Cindy sambil membisikiku.
“Jeongmal? (Kata “sungguh” dalam bahasa korea) Ulang tahunnya sama kayak aku, Cin!” jawabku girang.
“Ciye-ciye.. jangan-jangan jodoh!” kata Cindy terkekeh.
Namanya Alvaro. Dia, kakak kelasku di kelas 12. Dia memang sangat keren! Tak sedikit adik kelas yang selalu bertingkah heboh kepadanya. Mungkin, hanya aku satu-satunya perempuan yang tidak bersikap seperti itu. Aku pemalu, lugu, mudah canggung. Mana mungkin Kak Varo bisa mengetahui perasaan gadis pemalu sepertiku? Aku hanya bisa mencari banyak informasi tentangnya, bersama Cindy. Aku ingin sekali sms-an dengan Kakak itu dan menanyakan keadaannya tiap hari. Oh iya, aku nggak pernah lupa menempelkan sebuah lollipop setiap Hari Sabtu di loker barangnya. Tak lupa kutuliska inisial “O” di lollipopnya. Aku senang sekali, Kak Varo selalu memakannya, tidak pernah tidak.
Kini, aku sedang berada dalam masa pencarian nomor hape Kak Varo. Haha, tapi aku selalu gagal. Kakak kelas sekelasnya tak pernah memberitahuku, saat aku bertanya. Huh! Pelit sekali, masa’ nomor Kak Varo di simpen sendiri? Aku pun mencari di situs sekolah, tapi hasilnya nihil.
“Sudahlah, Cha! Jangan terlalu sedih, aku pasti bantu kamu kok cari nomor sekolah, tentang data Kak Varo, tapi tak ketemu. Kak Varo! ;)” kata Cindy menghiburku.
“Thanks, Cin!” kataku sambil memeluknya. “Tapi, kenapa aku berharap setinggi itu? Kak Varo aja nggak kenal aku, Cin :’(” lanjutku.
“Tenang, aja!Habis gini pasti kenal!” kata Cindy.
Aku terus berusaha mencari nomor hape Kak Varo, dan akhirnya.. aku berhasil! Aku menemukan nomor Kak Varo di data kelas. Yay! Tapi.. percuma saja. Aku malu dan tak berani untuk sms Kak Varo. Dadaku terasa sesak karena perasaanku ini, yang selalu kupendam sejak kelas 10.
Suatu hari, Cindy menelponku. “Cha! Katanya, Kak Varo mau les di tempat les kamu!” katanya.
“Iya? Aduh, gimana ini Cin?” tanyaku panik, seneng banget sih aslinya, hehe.
“Aduh gimananya, Cha? Kamu kan seharusnya seneng!” kata Cindy.
“Ah.. gimana, ya? Pokoknya gitu deh. Makasih ya, Cin! I Love You..” kataku sambil menutup telpon dan segera mengambil hape di kasur.
‘Halo, Kak, Aku Ocha, Kelas 11-A. Gimana kabar Kakak?’ SMS itu berhasil terkirim, tapi entah kenapa tak ada jawaban dari Kak Varo.
Esoknya, akupun berangkat les. Ternyata, Kak Varo memang benar les di tempatku! Tapi, Kak Varo terlihat acuh dan sama sekali tak memandangku. Aku, jadi sedih dan kehilangan semangat untuk les. Sepulang dari les, aku segera menelpon Cindy dan curhat kepadanya.
“Cin.. Aku nyerah.” kataku sedih.
“Loh, nyerah kenapa, Cha?” kata Cindy bingung.
“Kak Varo.. Aku udah nggak kuat lagi, Cin. Bahkan, dia sama sekali tak menoleh kepadaku tadi.” kataku.
“Jangan putus asa gitu, dong Cha! Kamu udah 2 tahun suka sama Kak Varo, jadinya kayak gini?” kata Cindy.
Aku hanya bisa terdiam, dan tersenyum kembali.
“Oke.. Cin! Aku nggak bakal putus asa lagi! Promise you.. ^^” kataku sambil menutup telponnya.
Esoknya di sekolah, suasana kelas pun gaduh. “Ada apa sih?” kataku heran.
“Kak Varo udah punya pacar ternyata.” jawab Mia, temanku.
“Apa?” kataku. Dadaku sesak, mataku panas, nafasku seakan akan berhenti seketika saat mendengar perkataannya.
Tanpa sadar, akupun mulai menangis untuk sejenak. Cindy pun menghampiriku, dan memelukku.
Waktupun berjalan terus hingga senja datang. Akhir-akhir ini, aku tidak memperdulikan telpon dari Cindy, ataupun yang lain. Tiba-tiba, ponselku kembali berdering untuk ke sekian kalinya.
“Cindy Memanggil..” Aku masih merasa stress karena hal kemarin. Aku tidak mengangkat telpon dari Cindy hingga 5 kali.
“Cha! Jangan hiraukan Mia. Aku tau, Kak Varo hanya menyukaimu, nggak ada yang lain.” kata Cindy.
“Apa?” tanyaku sedih.
“Kak Varo, sering sekali menanyakan tentangmu kepadaku sejak kemarin. Aku yakin, itu pasti karena perasaannya sama kamu, Cha! Aku ingin bilang ke kamu, tapi kamu nggak pernah ngangkat telponku.” kata Cindy.
“Nggak mungkin. SMS ku saja nggak pernah dibalas.” kataku.
“Kak Varo masih nggak berani balas, Cha. Dia malu, dan merasa bersalah sama kamu.” kata Cindy.
Akupun segera mengirim sms ke Kak Varo. “Apa benar, Kakak sudah punya pacar?”
1 SMS dari Kak Varo pun masuk. “Belum, aku hanya ingin jadian dengan adik kelas yang selalu menempelkan lollipop di lokerku. Aku sangat mencintainya.”
Aku gembira sekali! Sejak malam itu, aku dan Kak Varo berpacaran. Kami selalu merayakan ulang tahun kami dengan penuh cinta. Life Happily Ever After!
SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar