Rabu, 18 Maret 2015

Sahabat Sejati

Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA CITA BAKTI. yang bikin aku senang hari ini yaitu gak pake seragam putih biru lagi. yang pastinya sudah bisa di panggil dewasa dong.. he.
hmmmm kira-kira gimana ya sama temen-temen baru aku. apa mereka sebaik sahabat-sahabat ku yang lain? sudahlah lupakan. karena tujuan ku masuk sekolah ini untuk belajar. kalau masalah temen ntar juga nyusul.
Itu tera sahabat ku sejak dari SMP.
“shasa?” panggil tera menghampiri ku
“ra kamu udah tau kita di kelas mana?”
“iya ra kita kebagian di kelas IPA 3”
“ya udah yo kita ke sana” ajak ku sambil menarik tangan tera
Aku dan tera langsung pergi menuju kelas X IPA 3. sudah cukup banyak murid-murid yang berdatangan memasuki kelas dan memilih bangku yang mereka hendaki. aku gak mau kalau harus kebagian bangku belakang. aku langsung menuju bangku urutan no 2 yang sejajar berhadapan dengan papan white board.
Belum aku sampai pada bangku yang aku tuju, tiba-tiba laki-laki bringas itu langsung menduduki bangku yang ku hendaki.
“heh ini bangku yang mau aku pilih. kenapa kamu duduk disini?” kata ku kesal dengan nada yang tinggi.” hak gue dong mau duduk dimana juga, lagi pula gue duluan kan yang duduk disini. siapa cepat dia dapet!” kata laki-laki bringas tadi dengan nada angkuh.
“dasar cowok. mau menang sendiri.” kata ku sambil berjalan menuju bangku lain. aku langsung menghempaskan ransel ku di atas meja sambil duduk di kursi bangku itu.” aku kesel banget sama cowok bringas itu” kata ku menggerutu kesal.
“gak bringas kok sha orang riboy keren kaya gitu. seragamnya aja rapih lagi.” kata tera seperti mengaguminya.
“kamu suka ra sama dia?”
“ngga Cuma kagum aja”
“cowok kaya gitu loe kagumin.” kata ku tak habis pikir.
“jadi cowok bringas itu riboy namanya, pantes kaya mukanya bringas”
Afni dan rena datang menghampiri aku dan tera. aku gak nyangka rena bisa datang bareng sama afni bukannya afni itu musuh bubuyutan kita sejak SD?.
“kok bisa bareng afni.?” Tanya ku ketus.
“dia gak ada temen soalnya temen-temen SMP-nya gak keterima masuk sekolah ini.” rena menjelaskan
“kita harus bersyukur sha karena kita masih bisa bareng lagi di sekolah ini.” kata tera menambahkan.
“benar apa kata tera aku harus bersyukur masih bisa satu sekolah bahkan satu kelas dengan kedua sahabatku. kalau aku gak bareng lagi sama mereka mungkin aku juga bakal kaya afni pisah dari sahabat-sahabat lainnya”
“Aku boleh kan jadi temen kalian?” kata afni sambil menatap ku dan kedua sahabat ku.
“ya boleh dong af” kata rena dan tera
Terpaksa aku juga harus mau terima dia jadi sahabat baru ku walau sebenarnya aku belum ikhlas terima afni bergabung dengan ku dan kedua sahabat ku.
“sekarang kita teman ya.” kata rena sambil memeluk pundak afni.
Dan akhirnya ikrar janji tuk menjadi sahabat sejati sekaligus untuk memperkokoh tali persahabatan, kita menamainya dengan nama STeRA (Shasa. Tera. Rena. Afni)
Kakak afni datang meminta uang dengan kasar
Aku dan ketiga sahabat ku bermain di rumah rena menonton film romantic romeo and Juliet.
“hmmm so sweet banget ceritanya.” kata tera sambil matanya terus memeloti film itu.
Tiba-tiba ponsel afni berdering. ia segera bergegas keluar untuk mengangkat telpon dari ponsel itu.
“bentar ya aku keluar dulu.”
Rena dan Tera asyik menonton film romantis itu hingga mereka tidak menghiraukan pamit afni. aku curiga dengan cara afni mengangkat telpon itu, seperti ada sesuatu yang sedang di sembunyikannya. aku mengendap-ngendap mengikuti afni dari belakang. afni berhenti di samping halaman rumah rena. ia melongok-longok ke sekelilingnya aku bergegas bersembunyi di balik tembok. setelah afni memastikan tak ada orang yang mengikutinya ia segera mengangkat telpon tadi.
“halo..”
“kamu dimana.?” jawab laki-laki di sebrang sana.
Aku penasaran dengan suara laki-laki yang di sebrang sana. apakah mungkin dia pacar afni? tapi kenapa dia gak bilang kalau dia udah punya pacar.
“aku di rumah rena.”
“aku ke sana sekarang.” jawab laki-laki di sebrang sana sambil memutuskan telponnya.
Afni kembali menyimpan handphonenya ke dalam saku.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki berambut jobin berpakaian seperti layaknya preman itu datang menghampiri afni.
“kasih aku uang.!” pinta laki-laki itu sambil tangannya menyodor ke hadapan afni.
“aku ga punya uang.”
“kalau kamu ga kasih aku uang, aku bisa di hajar habis sama bos rob.” jawab laki-laki itu dengan nada yang tinggi.
“kamu terlibat jud* lagi.?”
“itu semua bukan urusan kamu.” kata laki-laki itu sambil tangannya menunjuk kasar wajah afni.
“tapi aku adik kamu kak. jadi semua itu urusan aku. aku udah gak punya siapa-siapa lagi selain kamu.” jawab afni sambil meneteskan air mata.
“cengeng banget sih. cepet kasih aku uang!.” laki-laki itu memaksa.
“tapi aku gak punya uang kak.”
“bohong kamu, mana mungkin kamu gak punya uang, bukannya harta warisan mamah papah di warisin sama kamu.”
“tapi gak berarti aku harus hamburin uang kaya kamu” kata afni dengan nada yang tinggi sambil jari telunjuknya menunjuk wajah kakak bringasnya itu.
Satu tamparan mendarat di wajah afni yang terbasahi air mata.
“kalau kamu gak mau kasih aku uang, bukan Cuma satu tamparan itu yang akan melesat di pipi kamu.
Tapi beribu-ribu tamparan tangan ku akan melesat di pipi kamu.” ancam kakak afni dengan tajam dan bergegas pergi.
Aku langsung menghampiri afni yang pasti butuh orang utuk menguatkannya dalam menghadapi perlakuan kakaknya
“shasa kamu kok bisa disini?” Tanya afni kaget.
“aku udah tau semuanya af. sabar ya af. jika kamu merasa udah gak ada orang lain yang sayang lagi sama kamu tapi kamu masih punya kita STERA yang kan selalu sayang sama kamu.” kata ku sambil memeluk pundak afni.
“iya af kita kan selalu ada buat kamu dan sayang sama kamu.” kata rena menambahkan menghampiri ku dan afni. Tera juga mengikuti langkah kaki tera..
Afni langsung senyum sumringah saat rena dan tera datang menegarkannya.
“aku bangga punya sahabat seperti kalian.” kata afni sambil menangis haru, dan kita berempat pun berpelukan
Satu minggu afni tidak masuk sekolah
Aku dan kedua sahabat ku berkumpul di kantin sekolah.
“aku ngerasa hari-hari kita gak lengkap tanpa afni, aku kengen sama dia.” kata rena
“sebenernya afni kemana? udah satu minggu dia ga masuk sekolah.” tambah tera
“apa kita ke rumah afni aja.?” kata ku mengusulkan
“gak mungkin sha kita kan gak tau rumahnya afni.” rena putus asa.
“nomor nya juga ga aktif” kata tera.
“terus kita harus gimana sekarang?” tanya ku bingung.
Tiba-tiba riboy datang menghampiri ku dan kedua sahabat ku.
“kita harus cari afni sampai ketemu.” celetuk riboy menyarankan
“tapi cari dia kemana.?” jawab ku bingung
Tiba-tiba ada seorang siswi sekolah luar yang nyusup menghampiri kita di kantin.
“afni sedang bahaya.” celetuk wanita itu seperti yang tau semua tentang keadaan afni sekarang.
“kamu kan siswi luar, kenapa kamu bisa nyusup kesini?” tanya ku heran.
“yang penting sekarang ini kita harus bisa selamatkan afni.”
“afni kenapa?” tanya rena khawatir
“afni di jual kakaknya buat nebus semua utang kakaknya pada boss jud* kejam. dan sekarang dia di sekap di gudang tempat jud*”
“apa?”. kita gak boleh biarin semua ini terjadi. kita harus selamatkan afni dari tangan bos jud* itu.” kataku bersemangat
“tapi gimana caranya sha.?” tanya tera.
“aku punya ide.” kata riboy.
Kita semua berdempet kumpul mendengarkan ide yang di jelaskan riboy.
Setelah kita semua setuju dengan ide yang di usulkan riboy kita pergi bolos dari sekolah. dan menuju tempat afni di sekap. riboy mengajak roy dan martin untuk membantu kita menyelamatkan afni. tera yang bertugas untuk melaporkan kejadiaan ini pada polisi, ia langsung pergi menuju kantor polisi.
Setelah kita sampai di tempat jud* kita mengendap-ngendap lewat pintu belakang. aku dan mereka melongok-longok pintu tempat afni di sekap. ngiris melihat afni di sekap tak berdaya seperti itu, dan ada ke dua penjaga tangguh yang ada di samping kiri dan kanannya. aku gak nyangka kalau kakaknya tega lakukan semua ini pada adik kandung nya sendiri.
“gue gak habis pikir, kok ada ya kakak kandung yang tega jual adiknya sendiri demi keselamatan dirinya?” kata riboy tak habis pikir.
“dia bukan kakak kandung afni, dia Cuma kakak tirinya afni.” kata siwa luar tadi.
“jadi dia bukan kakak kandungnya afni, tapi afni sayang banget sama dia.” kata ku
“sudahlah jangan bahas ini dulu. yang penting sekarang kita harus selamatkan afni.” kata siswi luar tadi seperti yang sangat peduli dengan keselamatan afni.
“ya udah sekarang kita harus berpencar “kata martin mengusulkan.
Riboy dan martin pergi menyusup ke dalam, aku dan siswi luar tadi menunggu di depan pintu sambil membawa tongkat di tangan kita masing-masing. rena dan roy bergegas pergi untuk mengamankan keadaan.
Aku dan siswi tadi melongok-longok ke dalam untuk mengetahui keadaan dan kapan waktu kita beraksi.
Riboy dan martin menghajar penjaga tangguh itu dengan berpasangan. satu tonjokan dari riboy melesat di wajah penjaga itu hingga beberapa tonjokan. penjaga itu melawan tonjokan riboy, beberapa tonjokan mendarat di perut riboy. tapi riboy tak menyerah, ia terus melaawan penjaga itu, walau ia merasa kewalahan karena penjaga itu sangat tangguh dan kekar.
Martin dengan gagahnya menghantam perut dan wajah penjaga itu. ia melihat riboy kewalahan melawan penjaga itu, langsung ia bertindak melawan penjaga yang sedang menghantam wajah dan perut riboy.
Afni yang baru tersadar dari pingsannya langsung merasa panik karena ia takut terjadi apa-apa pada kedua teman laki-laki sekelasnya.
“hentikan…” teriak afni berulang kali meyuruh perkelahian ini berakhir, tapi mereka tidak menghiraukan teriakan afni.
Martin terus menghantam ke deua penjaga itu dengan sangat nafsu karena mereka tega menyekap dan melukai afni teman sekelasnya.
Aku dan siwi luar tadi langsung menyusup masuk ke dalam dan melepaskan ikatan tambang yang melilit di tubuh afni.
“ayo af kita harus pergi.” Kata ku sambil menarik tangan afni.
“gak bisa sha sahabat kita masih teringgal disini.” kata afni menahan tarikan tanganku, dan merasa bersalah karena kedua sahabatnya masih harus berusaha melawan penjaga tangguh itu.
“rifa, kamu kok bisa sama mereka?” tanya afni heran
“gak penting af yang penting sekarang itu keselamatan kamu!” kata rifa sambil menarik afni keluar.
“tapi mereka ryf gimana?” kata afni khawatir sambil menghentikan tarikan ryfa
“biar aku yang bantu mereka af cepet sekarang kamu pergi dari sini, cepet!” kata ku mendorong-dorong tubuh afni.
ryfa segera membawa afni pergi keluar.
satu pukulan kayu itu aku hantamkan pada leher belakang penjaga yang sedang memukuli riboy, hingga penjaga itu pingsan. riboy bergegas membantu martin yang sedang kewalahan melawan penjaga tangguh itu. riboy memukuli keras penjaga tangguh itu hingga penjaga tangguh tak berdaya lagi.
Roy dan rena datang menghampiri kami, mereka memberitahukan bahwa bos jud* kejam itu akan datang memasuki ruangan ini. aku dan mereka pun pergi dari ruangan itu.
aku dan riboy bersembunyi di balik tembok samping ruangan yang akan di datangi bos jud* kejam. rena, roy dan martin bersembunyi di balik lemari samping ruangan.
Bos jud* beserta anak buahnya menghampiri pintu ruangan yang mereka anggap afni masih di sekap di ruangan itu. riboy bergegas menghajar bos jud* itu hingga memar. anak buah bos jud* langsung menghajar riboy dengan tidak berprikemanusiaan. martin dan roy langsung bergegas membantu riboy, tapi mereka tak berhasil. riboy, roy dan martin tersungkur jatuh tak berdaya ke lantai. aku dan rena mencoba memukul leher belakang anak buah bos jud*, tapi anak buah bos jud* yang lainnya menahan. hingga satu tamparan mendarat di pipi ku dan pipi rena. riboy yang melihat kejadian itu langsung berdiri dan mencoba melawan anak buah yang tadi telah menampar pipi ku dan pipi rena.
“berani nya kamu menampar pipi kedua sahabat ku.” kata riboy dengan nada yang tinggi, ia mencoba memukul anak buah itu, tapi malah ia yang di pukul hingga tersungkur kembali ke lantai.
Segerombol polisi datang menghampiri kami untuk menangkap bos jud* dan anak buahnya, mereka mencoba untuk kabur. tapi sepertinya sudah terlambat. karena polisi telah mengepung mereka hingga mereka menyerahkan diri. segerombol polisi membawa bos jud* dan anak buahnya ke kantor polisi.
Tera, ryfa dan afni datang menghampiri kami yang sudah tersungkur lemah ke lantai.
“maafin aku ya. gara-gara aku kalian jadi seperti ini.” kata afni merasa bersalah
“gak af tanpa kamu hari-hari kita gak bakal lengkap” kata riboy lemas
“iya af karena sahabat itu rela berjuang demi menyelamatkan sahabatnya, walau itu sulit tapi kita mempunyai niat buat rebut sahabat kita kembali bersama kita” kata martin bijak
“karena sahabat adalah segalanya, tanpa sahabat hidup kita tak kan berarti” kata ku menambahkan.
Dan akhirnya kita bertujuh menjadi sahabat yang saling membantu dan menyayangi satu sama lain. karena sahabat adalah segalanya, tanpa kehadiran sahabat hidup ini tak berarti karena kita di ciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Sahabat sejati ialah sahabat yang rela korbankan segalanya hanya demi untuk seorang sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar