Senin, 23 Maret 2015

Perjuangan Agar Bisa Menghafal Pantun

Hai! Namaku Tata. Aku mempunyai teman yang bernama Arin. aku juga punya teman yang sering meldekku, yaitu Raisa. Aku memang lemah dalam Pantun, tapi, aku sering dijuluki kutu buku.
“Tata! Kasihan banget sih kamu! Gak bisa menghafal pantun! Aku dong! Bisa! Gak kayak kamu!” Ledek Raisa kepada ku. Aku hanya terdiam dan maju ke depan karena dipanggil Bu Rini untuk membaca pantun. Tata membacakan dengan lantang:
Ayam berkokok ayam betina
Ayam dipotong, jadilah kecil
Namaku adalah Tata,
Dan yang… Dan yang…
“Aku lupa!” Kata ku. Teman temannya tertawa. “Hahahahaaa” tawa Raisa, anak yang mengejek ku. Aku pun duduk di kursi ku dan terlihat sedih. Arin, temanku menenangkan ku.
Kringgggggg bel istirahat berbunyi.
Aku berlari ke Toilet bersama Arin.
Di toilet
“Kenapa sih aku gak bisa ngehafal pantun kayak kamu!” Seruku sambil menangis. “Jangan menangis Ta… Kamu pasti bisa, aku akan ajari kamu setiap pulang sekolah”. jelas Arin. “Bener nih Rin?” Tanyaku serius. “bener dong!” Jawab Arin.
Pulang sekolah
“Rin! Kamu jadi kan ngajarin aku?” Tanyaku. “Siap!” Seru Arin.
Akhirnya, aku terus berlatih, hingga 2 minggu, aku sudah bisa menghafal pantun.
Aku melihat, ada sesuatu pengumuman. Dan…! Itu pengumuman lomba Pantun! Aku pun ingin ikut. Aku mendaftarkannya ke bu Rini, guru kelas ku.
Menghafal…
Aku menghafal dengan serius, tanpa basa basi lagi, Akupun berjuang dan akhirnya hafal.
Perlombaan…
Aku giliran ke 4 dan ini sudah giliran ke 3. giliran ke 3 selesai, waktunya giliranku, giliran terakhir. Aku membaca pantun itu dengan lantang:
Bunga mawar bunga melati
Harum wangi tumbuh di taman
Orang sabar dan baik hati
Pasti disuka oleh teman
Itulah pantunku dan aku berhasil! Aku tidak lupa lagi. Tiba saatnya pengumuman. Aku mendapat juara 1. Aku senang sekali Terima kasih TUHAN
Tapi, disisi lain, Raisa tak percaya. Raisa yang dulu mengejekku, sekarang sudah tidak lagi dan menjadi temanku.
Perjuangan ku, tidak sia-sia :)
- TAMAT -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar