Perjalanan kisah hidupnya baru di mulai ketika merasakan apa yang
dinamakan merantau, pengalaman yang mengenakan, menyedihkan bahkan yang
berbuah penyesalan sudah dirasakan secara “kenyang” olehnya. Niat tulus
untuk melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi di luar kotanya
membuat hasrat untuk lebih sukses menggema dalam relung jiwanya,
walaupun sebagian tetangganya berbisik dan terdengar oleh telinga
panasnya.
“anaku saja yang pintar melanjutkan kuliah disini kok, ngapain keluar
kota segala, sudah tau di kota kita mempunyai universitas yang sudah
terakreditasi” sahut tetangga berisik.
Memang, di kota asalnya sudah memiliki beberapa universitas dan
semuanya sudah terakreditasi, tetapi hati kecil berkata, bukan hanya
mencari intisari pendidikan semata dan title sarjana saja, dirinya ingin
mencari pengalaman berharga dan ingin hidup mandiri, jauh dari orang
tua dan sanak keluarga.
Bintang, kini aku melanjutkan kuliah di universitas matahari, ini
adalah universitas yang akan ditempuhnya selama dia berkuliah. Aku
sangat berterimakasih kepada tetangganya yang pernah mengatakan “ngapain
keluar kota segala, sudah tau di kota kita mempunyai universitas yang
sudah terakreditasi” karena hal itu menambah semangatnya untuk
berprestasi, kini prinsip hidup baru yang dijalani Bintang adalah,
bagaimana dia sukses dalam pendidikan dan memperoleh wujud nyata akan
impian yang ingin dia raihnya, dan mampu membahagiakan kedua
orangtuanya, karena sukses bukan tolak ukur dari sebuah akreditasi
semata, tetapi hasil kerja keras kristalisasi keringat yang mengalir
tiada henti.
Himpitan drama kehidupan yang dialami sangatlah berarti baginya,
kebimbangan akan hidupnya kelak terasa menyesakan dadanya. Sejak di
bangku SMA bintang sudah tidak dibiayai oleh orangtuanya, sang Ayah
mengatakan kepada kakak pertama
“Ayah sekarang sudah tua, dan Ayah mungkin akan berhenti kerja, kini
Ayah titipkan biaya hidup Bintang kepadamu nak” ujar sang Ayah sembari
batuk
kakak pertama bintang adalah seorang perawat sebuah rumah sakit
negeri di kota Pelangi, kota asal Bintang, sang kakak pun sudah
mempunyai kesadaran, walaupun sang ayah tidak bilang seperti itu,
dirinya tetap akan membiayai Bintang, setinggi-tingginya karena kakaknya
ingin membalas budi kepada ayahnya, yang sudah membiayainya dengan
keringat senjanya.
Bintang selalu berfikir, dan menyadari bahwa dirinya mampu untuk
melanjutkan dan mengenyam bangku perkuliahan dengan hasil kerja keras
kakaknya ataupun dengan prestasinya, jika tidak ada sosok kakak, mungkin
sekarang bintang akan bekerja, entah bekerja apa, karena bintang
hanyalah lulusan SMA, yaah.. persaingan ketat pencari kerja di era ini
sangatlah sulit, ketersediaan lapangan kerja dengan pelamar pekerjaan
sangatlah timpang, apalagi bintang hanya berijasah SMA, yang tidak
melatih skill, melainkan hanya melatih kecerdasan pengetahuan saja,
sedangkan yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah skill.
Bunda bintang pun pernah berujar ketika bintang lulus SMP “nak,
nampaknya Bapakmu sudah mulai sakit-sakitan dan kemungkinan bapakmu akan
pensiun ketika kamu masuk SMA nanti, lebih baik kamu masuk SMK karena
ketika kamu lulus nanti, kamu bisa langsung kerja nak, kalau SMA kamu
itu harus melanjutkan kuliah, dan itu darimana.
namun perkataan ibunda Bintang di tentang oleh kakaknya “Bunda, biarlah
Bintang melanjutkan kuliah dengan apa yang dia inginkan, kelak dia
sarjana nanti, dia pun akan bekerja dan mampu membahagiakan kita dan
membalas jasa Bunda dan Ayah, untuk biaya, Bunda doakan saja aku, agar
selalu diberi rezeki dan kesehatan” sembari berkata dan memeluk sang
bunda.
Jika kuingat akan hal itu, aku ingin sekali untuk sukses dan
membahagiakan keluargaku. Di tempat inilah aku meniti kesuksesan, kuliah
secara serius dan berprestasi harus aku tunjukan, aku tidak ingin
menjadi mahasiswa biasa yang diberi kesempatan untuk merantau, namun
digunakan untuk bertamasya atau melakukan hal, yang sekiranya tidak
penting, ataupun ajang untuk mencari cewek, hal itu tidak ada dalam
kamus hidupku, aku ingin fokus kuliah dan perkuliahan yang menjadi
tujuan utama dari merantau, seorang teman dekat Bintang pernah
mengatakan
“aah kamu ini jauh-jauh dari kotamu, hanya untuk kuliah? Hahaha jadul
kamu ini, aku dong baru 1 minggu di kampus ini, udah dapet dua no. hp
cewek, cantik-cantik juga loh hahahaa”
sahut riki sahabatnya sejak dia SMA, dirinya memang terkenal akan keplayboyannya dan sifatnya yang SKSD (Sok Kenal Sok Dekat).
Cinta, ya satu kata yang penuh dilema bagi Bintang, jangankan untuk
mencintai, dicintai pun dirinya akan berpikir seribu kali, untuk bisa
bertahan hidup di kota ini, uang bulananku untuk makan dan keperluan
penyambung hidupku disini sudah pas-pasan, apalagi jika aku mempunyai
seorang kekasih dan tradisi berpacaran itu adalah nonton, makan, dan
bertamasyaan mencari tempat baru, bagaimana dengan uang makan ku nanti,
apa aku rela tidak makan dan membeli perlengkapan mandi, demi yang
namanya cinta, bintang berucap lirih.
Walaupun sejak SMA Bintang sudah terlatih memanage pengeluaran
kebutuhannya sendiri, namun kini, hal itu akan menjadi tantangan lebih
baginya, karena Bintang harus mampu benar-benar mengatur pengeluarannya,
jika tidak mau, ingin minta kepada siapa?, jika meminjam pun, sudah
barang tentu harus dikembalikan, dan itu entah dari mana.
Bekerja, inilah yang kini ada di otaku, “aku tidak akan selalu
mengandalkan penerimaan secara Cuma-Cuma dari kakaku, jika aku bisa
mendapatkan lebih, kenapa tidak, tapi aku ini bisa apa? Aku hanyalah
manusia yang berambisi tinggi, namun entah kemana akan aku lampiaskan.
Dalam perkuliahan, Bintang selalu serius untuk mendapatkan hasil yang
terbaik bagi dirinya, dan tentunya membuat bangga orangtua dan
kakaknya, hal yang tidak di sangka Bintang ialah ketika selesai jam
perkuliahan komunikasi, dimana berkomunisasi dan keterampilan berbicara
di tonjolkan dalam mata kuliah ini, Bintang merupakan mahasiswa yang
aktif dalam mata kuliah ini, dan ketika mata kuliah ini berakhir dosen
komunikasi mengatakan
“jangan sia-siakan suara emasmu, suaramu bisa menghasilkan uang, Bintang” kemudian ibu dosen pun pergi
Perjalanan keluar dari ruang mata kuliah komunikasi, membuat risau
Bintang, apalagi kata-kata ibu dosen yang mengatakan “suaraku bisa
menghasilkan uang” maksudnya apa? Ujar Bintang yang terus berfikir,
dalam perjalanan pulang menuju kos nya, Bintang selalu berfikir dan
terus berfikir, dan keputusan nya untuk mencari jawabannya adalah dari
ibu dosen itu sendiri, dan setelah langkah kakinya terhenti pada pagar
kos tempat Bintang berekspresi, dirinya langsung masuk kamar dan
seketika tertidur diselimuti dinginnya malam.
Pagi pun datang, suara radio terdengar keras menyambut bangun tidur
indahnya, bintang lupa mematikan radio ketika malam, sebelum dirinya
tertidur, sembari menanti terbitnya mentari semakin ke atas, bintang
terus mendengarkan radio, sejak kecil dirinya memang penggemar radio,
dirinya menggap seorang penyiar radio mampu membawa suasana ceria, entah
di pagi hari, siang hari ataupun malam hari, dan sang penyiar sangatlah
ramah kepada pendengarnya yang sebenarnya tidak dikenalnya.
Ketertertarikan ini semakin mengerucut ketika penyiar radio di kota
barunya kini sangatlah muda, dan dia selalu memberi salam kepada
teman-teman nya di kampus, berarti penyiar ini adalah seorang mahasiswa
yang merangkap bekerja.
Hari ini adalah hari sabtu, mata kuliah komunikasi yang dijadwalkan hari
jumat kembali ada, karena untuk jumat ibu dosen tidak masuk karena ada
disertasi study s3 nya, seperti biasa Bintang tetaplah aktif dalam
diskusi dalam perkuliahan itu
ketika jam perkuliahan berakhir, dan ibu dosen sedang memasukan laptop dalam tasnya, Bintang mendekati ibu dosen dan mengatakan
“bu, maaf menggangu aku hanya ingin menanyakan tentang penyataan ibu kemarin, yang….”
“owalah mas, yang suaramu bisa menghasilkan uang itu toh?” sembari tersenyum dosen menjawabnya
“hehe iya bu, maksudnya itu bagaimana ya bu?” zian bertanya
“maksud ibu, kamu mempunyai potensi dalam bidang komunikasi, kamu bisa
bekerja dan menghasilkan uang dari suaramu itu” jawab dosen
“contohnya bu, aku jadi presenter gitu ya bu?” Bintang masih penasaran
“iya bisa jadi, ataupun kamu bisa menjadi penyiar radio, nanti ibu
kenalkan ke teman ibu yang di radio mau?” dosen memberi saran kepada
bintang
“penyiar radio bu? Memang aku tertarik bu, tetapi aku takut niat utamaku
kuliah disini terpecah ketika aku kerja nanti” bintang tampang murung
“asalkan kamu mampu membagi waktu gak masalah toh” jawab dosen sembari menepuk pundak Bintang
“iya ibu terimakasih atas sarannya, maaf menyita waktu ibu” Bintang tampak semangat
“iya bintang, sama-sama” jawab dosen
Ketika mengambil sepatu yang berada dalam rak, ada satu cewek yang
ternyata masih duduk di bangku depan ruangan matakuliah komunikasi, dia
adalah Cindy cewek tecantik dalam kelasnya bahkan se-antero mahasiswi
baru, versi majalah kampus matahari.
“hey Bintang, kayaknya serius banget kamu di dalam ruangan bersama ibu dosen? ada apa hayo” tanya Cindy dengan tersenyum
“gak ko Cindy, aku hanya disarankan untuk bekerja, untuk ya..
nambah-nambah pendapatan untuk kehidupan dirantau” jawab bintang dengan
senyum
“wah hebat ya kamu, aku doain deh kamu sukses, oiya kerjanya itu apa?” Cindy masih penasaran
“aku disarankan jadi penyiar radio Cin” jawab bintang yang lama kelamaan gugup ditanyai oleh Cindy
“wah aku pendengar setia radio loh, kalo kamu udah mengudara aku pasti
jadi pendengar setia, kamu juga kok, eits tapi kalau sudah mendapat gaji
pertama, makan-makan dong yaa.. hehe” jawab Cindy sembari mencubit
tangan bintang
Bintang sontak kaget dan sedikit melamun, tangannya di cubit oleh Cindy
“Bintang, kenapa diam, sakit yaah? Maaf ya aku gak sengaja, maaf dong” Cindy memohon
“eh gapapa kok, aku tadi mikirin cucian di kosku hehe, iya deh sip sip” jawab Bintang yang semakin gugup
“oke deh aku pulang duluan, mau bareng gak?” Cindy menawarkan
“gak cin, kosku dekat kok” jawab Bintang dengan tersenyum
“kamu jalan kaki kan? Aku antar deh, aku bawa motor kok” Cindy menawarkan sekali lagi
“terimakasih Cin, aku jalan aja, kamu hati-hati ya di jalan, asalamualaikum” sahut Bintang
“walaikum salam Bintang, kamu juga hati–hati yaa” jawab Cindy sembari melambaikan tangannya
Seperti biasa Bintang pulang kuliah dan berjalan kaki untuk menuju
kosnya, dirinya merasa sosok Cindy mampu menyemangati dirinya, tetapi
prinsip awal, bahwa dirinya berkuliah untuk berprestasi bukan untuk
mencari cewek tetap di pegang teguh olehnya.
“tok tok tok tang, Bintang” irul sahabat dekatnya ternyata datang ke kosnya
“iya, sembari membuka pintu kamar kos, Bintang menyalami Irul, wah kamu rul, ayo sini masuk” jawab Bintang
“kamu lagi sibuk nih bro?” tanya Irul santai
“gak ko, aku lagi nyantai aja nih, pas banget kamu kesini hehe” jawab Bintang ceria
“eh aku ada lowongan penyiar nih di radio kampusku, aku mau daftar tapi aku gak punya basic di bidang itu hahaha” Irul tertawa
“serius kamu rul? Wah pas banget dosen komunikasiku menyarankan aku
untuk mencoba menjadi penyiar radio” Bintang semakin penasaran
“iya serius masa iya aku bohong, ya sudah nanti kamu ke kampusku, aku antar ke radio kampusku” Irul menyarankan kepada Bintang
“oke deh makasih ya rul” Bintang menepuk pundak Irul
“sip deh nyantai aja, eh aku pulang ya buru-buru nih udah malem takut
pintu pagar tempat kosku di tutup hehehe” Irul pun menyela motornya dan
kemudian pergi.
Keesokan harinya Bintang menemui Irul dikampusnya, dan akhirnya mereka bertemu
“ayo Bintang, sini ikut aku” sembari berjalan irul mengantarkan ke radio kampusnya
“wah aku gak percaya diri nih, aku kan bukan mahasiswa sini kok rul” Bintang tampak gugup
“sudahlah tidak apa-apa nyantai aja” sahut Irul
“mas ada temanku namanya Bintang, dari universitas matahari ingin
sekiranya belajar dan jika diizinkan menjadi salah satu penyiar di radio
ini, apakah bisa mas?” tanya Irul kepada manager radio kampus milik
zian
Radio kampus milik zian adalah radio kampus yang sudah sangat terkenal bukan hanya di kawasan kampus saja
“tentu saja boleh, kalau perlu kita tes temanmu ini untuk tes mic dan
seolah-olah sedang on air siaran sekarang” tantangan dari manager radio
tersebut
“Bintang kamu siap tidak, jika kamu di test untuk siaran sekarang? itu disuruh langsung pak managernya langsung loh” tanya Irul
“apa? Oke deh aku siap, doakan aku ya kawan” dan Bintangpun memasuki ruang siaran
“mas ini yang namanya Bintang ya? Perkenalkan saya manager radio
suarakampus, silahkan mas siaran seolah-olah sedang siaran sesungguhnya”
jawab manager secara ramah
“siap pak” jawab bintang sembari memanjatkan doa
Dan akhirnya lampu on air pun menyala
“selamat siang kaula muda suarakampus 86.7 fm radio, kembali lagi
bersama gue Bintang yang akan menemani makan siang kaula muda semua,
selama 60 menit kedepan, bagi yang mau request lagu-lagu silahkan sms ke
09878678678 atau follow @suarakampus867…” dan secara lancar bintang
membawakan test siaran itu
Dari depan kaca tempat Bintang melakukan test, pak manager mengobrol dengan Irul
“boleh juga temanmu itu, sebelumnya sudah pernah siaran ya?” tanya manager
“setahuku belum pak, dia hanya bakat alam alias alami” jawab Irul sembari tersenyum melihat kawan nya sedang siaran
“oke, berhenti dan lampu on air dimatikan” pak manager mengintruksikan kepada pegawainya
“selamat-selamat kamu ini berbakat, apakah kamu pernah siaran sebelumnya?” tanya manager dengan serius
“owalah pak, untuk makan aja pas-pasan apalagi untuk pelatihan
penyiaran, aku ini otodidak pak, aku senang dan aku belajar melalui
mendengarkan radio juga” jawab Bintang dengan tersenyum
“kamu aku terima untuk bekerja disini, kita atur jadwal kuliah mu dengan
jam siaranmu nanti” jawab manager dengan menyalami Bintang
“Ini serius pak? Terimakasih pak, terimakasih semoga aku tidak mengecewakan bapak” sahut bintang kesenangan
“selamet ya Bintang” ujar Irul
“terimakasih rul, karena kamu yang udah ngasih jalan buat karir aku” sahut Bintang yang kemudian mereka berdua berpelukan
Setelah mendapatkan pemberitahuan akan jadwal siaran dan perkuliahan
akhirnya Bintang menekuni keduanya dengan serius, dan setelah lama
dirinya mengudara ternyata Cindy menjadi pendengar setia bintang ketika
dirinya on air, Setelah selesai siaran pada hari itu, Bintang langsung
menuju kampusnya, dan berpapasan dengan Cindy.
“cie yang udah jadi penyiar suarakampus, mana nih makan-makannya heheh” sahut cindy dengan senyum manisnya
“eh bisa aja nih hehe, iya aku udah siaran di suara kampus, kok kamu
tahu ya aku siaran disitu?” tanya bintang kepada cindy sembari tertunduk
karena masih malu melihat matanya
“aku kan pendengar setiamu mas bintang wuu” jawab cindy dengan menjulurkan lidahnya
“benarkah? Wah terimakasih ya hehe” bintang merasa senang bahwa suara siarannya nya terdengar oleh cindy
“iya bintang, semangat ya kamu, jangan lupa dengan perkuliahan mu” cindy menasehati bintang
Ketika semester demi semester dilalu sembari bekerja, tetapi prestasi
indeks prestasti bintang sangatlah memuaskan dirinya selalu mendapatkan
IP 3.50 keatas, inilah yang ingin dirinya tunjukan kepada kedua
orangtuanya dan kakaknya yang membiayainya bahwa dirinya bisa dan mampu
berdiri sendiri dengan hati yang tegar dan penuh semangat
Karena hal itulah dan beberapa prestasi yang diraihknya antara lain
debate comunication english, public speaking se-nasional, dan prestasi
di luar akademik yakni pihak kampus melihat dirinya mampu membantu
membayai perkuliahannya sendiri dengan menjadi penyiar radio, akhirnya
bintang pung berkesempatan untuk pertukaran pelajaran dan mendapatkan
beasiswa untuk study ke negeri jepang tepatnya di osaka university
dengan jurusan comunication dan menyelesaikan skripsinya di sana.
Sebelum keberangkatan dirinya menuju jepang, bintang diberi
kesempatan untuk berpamitan dengan keluarga di desa pelangi, tangis
kebanggan dari kedua orangtuanya dan kakanya membuat bintang semangat
untuk kuliahnya di jepang.
Dan bintang pun meminta Restu untuk selalu diberikan doa agar dirinya
diberikan kesehatan ketika di negeri orang, dan bintang pun mendoakan
kedua orangtuanya, kakak dan seluruh keluarganya diberi kesehatan juga.
Hari yang dinanti pun tiba, sore hari yang cerah dengan lambaian
kebanggaan, bintang pergi ke bandara dan take off menuju negeri jepang,
dalam berjalanan menuju bandara dirinya berujar “ini salah satu mimpiku
yang sudah terwujud, aku mampu membuat orang tua dan kakaku bangga dan
bahagia karena diriku, dan kini mimpi keduaku aku ingin sukses di negeri
jepang, dan ini pun untuk kalian, aku cinta kalian, aku cinta ayah,
bunda, kakaku, dan selamat jalan semua semoga kita bertemu kembali di
hari esok yang semakin cerah dari hari ini. (25/03/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar