Tak ada lelahnya perempuan itu menahan kantuknya. Ingin rasanya dia
memejamkan matanya dan tidur selama beberapa menit. Tapi orang-orang
yang ditunggunya tak kunjung datang. Dia tak tahu jam berapa sekarang,
yang dia tahu hanya dia telah lama menunggu. Rasa sakitnya saat ini
telah di tahannya sejak lama. Tapi dia tetap percaya diri dan
mempertahankannya.
Dia rasa ini adalah saat-saat terpenting yang pernah terjadi dalam
hidupnya. Saat-saatnya untuk menjadi seorang pahlawan. Setelah banyak
yang dilewatkannya atau digagalkannya karena tindakannya sendiri. Tapi
untuk kali ini hati nuraninya yakin bahwa dia akan berhasil. Dia percaya
bahwa kali ini dia takkan merusak nya. Telah banyak kegagalan yang
dilewatinya karena kesalahan fatal yang dibuatnya.
Di saat dia harus membanggakan seseorang yang telah menjadi pahlawan
juga untuknya, dia dikeluarkan dari sekolahnya karena terlibat masalah
yang sangat ia sesali hingga saat ini. Dia tahu, mungkin memang sudah
terlambat untuk membalas kepahlawanan ibunya saat ini. Bahkan di saat
terakhir hidup perempuan itu, dia tak ada.
Berbagai emosi bercampur aduk antara menyesal, sedih, dan lelah.
Bahkan kesabarannya pun sudah hampir habis. Tak terasa air mata keluar
dari pelupuk mata cokelat gelapnya. Setelah kehilangan satu lagi
pahlawan di hidupnya beberapa bulan yang lalu. Dia merasa hidupnya tak
ada artinya. Pahlawan itu tak lain adalah suami yang mengajarkannya
tentang hidup. Yang memberi nya petunjuk ke arah cahaya kebaikan juga
memberi tahunya siapa pahlawan sebenarnya yang telah menciptakannya dan
semua yang ada di dunia ini. Tapi di saat yang sama, dia pikir sebentar
lagi dia yang akan menjadi pahlawan bagi orang lain. Walaupun dia pikir
telah kehilangan banyak pahlawan dalam hidupnya, tapi dia yakin bahwa
dia juga bisa menjadi pahlawan.
Dia tak pernah bangga pada dirinya sendiri selama masa hidupnya
sampai hari ini. Dan inilah saat-saat ia akan bangga pada dirinya
sendiri. Juga akan memberikan kebahagiaan atas jerih payahnya selama
sembilan bulan melewati barbagai macam rintangan yang di hadapinya. Ia
juga tak sabar akan ditemani seseorang malaikat yang sebentar lagi akan
ditemuinya di dunia ini. Setelah beberapa lama hidup tanpa seorang pun
yang menemaninya menjalani beratnya hidup ini. Seseorang yang akan ia
cintai sungguh-sungguh dan ia jaga lebih dari benda paling berharga
sekali pun di dunia ini. Seseorang yang ia harap tidak akan sama
mengecewakannya sepertinya di masa lalu.
Rasa sakit yang dirasakannya tak dapat lagi ditahannya. Saat itu juga
orang-orang yang tadi ditunggunya datang mencoba membantunnya
mewujudkan kisah ke pahlawanannya itu. Rasa sakit yang sangat menjadi
itu seolah memaksa nya untuk menyerah. Tapi rasa tanggung jawabnya
menyemangatinya untuk terus tetap bertahan dan terus berusaha.
Pada saat itu juga orang-orang yang ditunggunya datang dan
membantunya mewujudkan kejadian paling berharga pada hidupnya itu.
Orang-orang itu juga ikut menyemangatinya. Dengan sekuat tenaga ia
dorong kuat-kuat janin yang akan segera melihat dunia itu. Dia tahan
rasa sakitnya itu sampai akhirnya suara tangisan seorang bayi pun
terdengar di telinganya. Dengan tersayup-sayup matanya yang telah lelah
juga mengeluarkan airmata bahagia.
Dan bibir lebar tipisnya menyungging kan senyuman kebanggan atas dirinya yang telah menjadi seorang ‘ibu’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar