Pagi ini aku terbangun seperti biasa, aku membuka tirai jendela dan melihat keluar “Huufh!! Sepertinya cuaca hari ini bagus”
“Kakak cepat bangun, makanan sudah siap” terdengar suara gadis
memanggilku “Ya! aku sudah bangun, sebentar lagi aku kesana” teriaku
dari kamar.
Namaku Hari Nafri biasa dipanggil Ari aku kuliah di Politeknik Negeri
Padang dengan Jurusan Teknik Sipil dan gadis tersebut adalah adikku
bernama Febby dan sekarang kelas 2 SMA. Kami tinggal di rumah ini hanya
berdua saja, orangtua kami sudah bercerai 3 tahun yang lalu dan mungkin
keduanya sudah menikah lagi dan rumah ini satu-satunya yang mereka
tinggalkan.
Sebaiknya aku tidak usah menceritakan tentang orangtuaku, aku tak mau
mengingat mereka lagi karena meninggalkan kami berdua dan pergi entah
kemana, aku menganggap orangtuaku sudah mati.
“Pagi kak” sapa adikku
“Pagi!! sepertinya suasana hatimu sedang bagus!” kataku
“Ya begitulah. Coba lihat aku memasak makanan kesukan kakak”
“Waw! dari mana kau dapat uang?”
“Aku mengirim hasil karya tulisku kemarin ke media cetak dan karyaku terpilih. Ya! jadi kita dapat makan dari hadiahnya”
“Sebaiknya kau menabungkan uangnya, bukankah kau ingin melanjutkan
pindidikanmu ke perguruan tinggi” terlihat adikku sedih dengan apa yang
aku katakan “Tapi aku ingin membuat kakak senang. Aku ingin bantu
kakak!! aku tidak ingin melihat kakak bekerja terlalu keras untuk
memenuhi kehidupan kita, seharusnya kakak juga fokus dengan kuliah
kakak” melihatnya seperti itu aku pun mengelus-ngelus kepalanya “Hei!
jangan sedih, yang terjadi biarkan terjadi. Maafkanlah kakakmu yang
bodoh ini” dan akhirnya aku membuatnya tersenyum lagi “Sekarang
bersiap-siaplah, nanti kau bisa terlambat ke sekolah” kataku padanya.
Adikku berlari ke arahku dan langsung memelukku “Aku sayang kakak”
“Aku juga sayang kamu sebagai adikku” balasku padanya “Baiklah aku berangkat dulu kak”
“Hati-hati di jalan ya”. Adikku suka mengarang, dan dia selalu mengirim
hasil karangannya ke media cetak, dan dia mendapatkan uang tambahan dari
situ.
Bisa dibilang adikku sangat manja kepadaku. Dia selalu ingin
diperhatikan dan ingin selalu dekat denganku, mungkin karena aku
satu-satunya keluarga yang dimilikinya.
Jam menunjukan jam 7.15 WIB dan akupun harus ke kampus. Sesampainya
di kampus aku langsung menuju ke ruang kuliah. Dalam proses belajar
mengajar aku lebih sering tidur, bukannya aku bosan dengan pelajaran
tapi karena aku harus kerja paruh waktu sampai larut malam untuk
memenuhi kehidupan kami dan itu membuatku sangat ngantuk saat belajar.
Disaat tidur terdengar ada orang yang memanggilku “Ari, Ari,
Aaarrriii!!!” spontan aku terbangun dan berteriak “Ya pak..” seisi
rungan menterwakanku, kepalaku terasa sakit karena tiba-tiba terbangun
dan mungkin mataku memerah “Kenapa anda sering tidur saat pelajaran
saya, apakah pelajaran saya sangat membosankan?” tanya dosen “Ti.. tidak
pak! Palajaran bapak tidak membosankan kok”
“Lantas kenapa anda tidur saat pelajaran saya? Sekarang anda keluar!!!”
“Ta… ta… ta… tapi pak”
“Tidak ada tapi tapian, sekarang anda cepat keluar” ya sudahlah aku pun pergi meninggalkan ruangan.
Karena tak punya tujuan aku pergi ke bukit belakang kampus, aku
sering tidur disana karena suasana tenangnya dan angin terasa jelas
menghebus pipiku membuat suasana hati terasa damai dan tenang serta
ranting pohon seperti menari-nari untuk menggugurkan satu per satu
daunnya tepat di hadapanku. Aku tak ingin rasanya beranjak dari tempat
ini dan ingin terus merasakan kedamaian ini.
Cring.. Cring.. Cring… tiba-tiba HPku berbunyi tetapi aku
mengabaikkan, beberapa saat kemudian HPku berbunyi lagi “Siapa sih yang
nelpon? Mengganggu suasana aja” ternyata yang menelpon adalah bosku
“Halo bos” kataku “Halo dengkulmu! Kau pikir sekarang jam berapa apa kau
tidak ingin bekerja lagi hah?” aku langsung milhat jamku, sial ternyata
aku sudah terlambat bekerja “Ma… ma… maaf bos sebentar lagi aku sampai
kok”
“Sebaiknya kau cepat datang atau kau akan di PECATTT”
“Baik bos” aku bergagas untuk ke tempat kerja “Sial kenapa malah ketiduran sih”.
Sekuat tenaga aku berlari ke tempat kerja tanpa mempedulikan orang
sekitar, tanpa disengaja aku menabrak seseorang dan aku berhenti
sebentar, melihat ke belakang dan kembali berlari “Apa kau sudah gila”
terdengar teriak orang itu kepadaku “Maaf aku sedang terburu-buru” dan
aku tidak mempedulikannya.
Aku bekerja di restoran di kotaku dan aku menagambil trip siang
biasanya aku langsung ke tempat kerja sehabis kuliah. Aku masuk jam 1.30
siang dan pulang jam 7 malam dan selesai bekerja di restoran aku
langsung pulang ke rumah dan pergi bekerja kembali di proyek pembuatan
jalan sampai larut malam. Sesampainya di tempat kerja ternyata bos sudah
menungguku “Kemana saja kau haah?”
“Maaf bos terlambat, ada sedikit masalah” tanpa basa basi bos langsung
berkata “Kau di PECATTT” mendengar katanya tersebut nyawaku seperti mau
berpisah dari badan, sulit untuk bernafas dan jantung serasa berhenti
berdetak “Bos!! Beri aku satu kesempatan lagi dan aku tidak akan
mengulanginya”. Bos tidak mempedulikan apa yang aku katakan dan dia
pergi ke ruangan. Aku berusaha mencegahnya dan memaksanya supaya dapat
bekerja kembali, tapi yang ku lakukan hanya sia-sia.
Aku pun pergi ke pantai untuk menenangkan diri, aku sering ke ke
pantai dengan adikku jika aku libur kerja. Suasana hembusan angin laut
dengan pemandangan matahari tenggelam yang memantulkan cahaya merah
kekuningan ke air laut dan membuat pecahan ombak seperti Kristal yang
berserakkan karena cahaya matahari, itu membuat persaanku sedikit damai.
Walaupun hal itu membuatku sedikit damai tetapi itu tidak akan membuat
pekerjaanku kembali.
Tak terasa matahari sudah tak terlihat seperti ditelan bumi dan hanya
terlihat para nelayan yang juga sedang mencari nafkah untuk keluarga.
Sekarang aku harus pulang untuk menganti baju untuk pekerjaan proyek.
Sesampainya di rumah makanan sudah terhidang di atas meja dan terasa
masih hangat “Oh kakak dah pulang” kata adikku “Ya aku pulang”
“Bagaimana dengan perkerjaan kakak di restorant, apakah baik-baik aja?”
aku terdiam sejenak karena teringat kata-kata saat bos memecatku “Kakak
sudah berhenti, kakak dipecat, tapi ngak apa-apa kakak akan dapat
pekerjaan baru besok” ungkapku. Aku langsung menganti pakaian, sarapan
dan langsung pergi bekerja “Aku pergi bekerja dulu, jaga dirimu
baik-baik dan jangan lupa mengunci pintu”
“Hati-hati ya kak”
Pekerjaanku malam ini lancar. Jam sudah menunjukan pukul 12 malam
menandakan pekerjaanku sudah selesai. Aku segera pulang dan mandi karena
badanku semua terasa lengket. Sebelum tidur aku menyempatkan melihat
adikku yang sedang tertidur, wajahnya membuat perasaanku lebih baik dan
semoga besok semua akan lebih baik.
Tuhan memang adil tapi kehidupan tidak pernah adil itu selalu
terlintas dalam benakku. Sekarang manusia hanya mementingkan diri
sendiri, orang bawah hanya memperkaya orang yang di atas dan yang di
bawah selalu terinjak-injak. Tapi aku tak ingin mengalah dengan
kehidupan yang kejam ini dan aku tak mau busuk di dunia ini, aku akan
terus bertahan hidup daripada harus membusuk di dunia seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar