Rabu, 18 Maret 2015

Harsh World

Pagi ini aku terbangun seperti biasa, aku membuka tirai jendela dan melihat keluar “Huufh!! Sepertinya cuaca hari ini bagus”
“Kakak cepat bangun, makanan sudah siap” terdengar suara gadis memanggilku “Ya! aku sudah bangun, sebentar lagi aku kesana” teriaku dari kamar.
Namaku Hari Nafri biasa dipanggil Ari aku kuliah di Politeknik Negeri Padang dengan Jurusan Teknik Sipil dan gadis tersebut adalah adikku bernama Febby dan sekarang kelas 2 SMA. Kami tinggal di rumah ini hanya berdua saja, orangtua kami sudah bercerai 3 tahun yang lalu dan mungkin keduanya sudah menikah lagi dan rumah ini satu-satunya yang mereka tinggalkan.
Sebaiknya aku tidak usah menceritakan tentang orangtuaku, aku tak mau mengingat mereka lagi karena meninggalkan kami berdua dan pergi entah kemana, aku menganggap orangtuaku sudah mati.
“Pagi kak” sapa adikku
“Pagi!! sepertinya suasana hatimu sedang bagus!” kataku
“Ya begitulah. Coba lihat aku memasak makanan kesukan kakak”
“Waw! dari mana kau dapat uang?”
“Aku mengirim hasil karya tulisku kemarin ke media cetak dan karyaku terpilih. Ya! jadi kita dapat makan dari hadiahnya”
“Sebaiknya kau menabungkan uangnya, bukankah kau ingin melanjutkan pindidikanmu ke perguruan tinggi” terlihat adikku sedih dengan apa yang aku katakan “Tapi aku ingin membuat kakak senang. Aku ingin bantu kakak!! aku tidak ingin melihat kakak bekerja terlalu keras untuk memenuhi kehidupan kita, seharusnya kakak juga fokus dengan kuliah kakak” melihatnya seperti itu aku pun mengelus-ngelus kepalanya “Hei! jangan sedih, yang terjadi biarkan terjadi. Maafkanlah kakakmu yang bodoh ini” dan akhirnya aku membuatnya tersenyum lagi “Sekarang bersiap-siaplah, nanti kau bisa terlambat ke sekolah” kataku padanya. Adikku berlari ke arahku dan langsung memelukku “Aku sayang kakak”
“Aku juga sayang kamu sebagai adikku” balasku padanya “Baiklah aku berangkat dulu kak”
“Hati-hati di jalan ya”. Adikku suka mengarang, dan dia selalu mengirim hasil karangannya ke media cetak, dan dia mendapatkan uang tambahan dari situ.
Bisa dibilang adikku sangat manja kepadaku. Dia selalu ingin diperhatikan dan ingin selalu dekat denganku, mungkin karena aku satu-satunya keluarga yang dimilikinya.
Jam menunjukan jam 7.15 WIB dan akupun harus ke kampus. Sesampainya di kampus aku langsung menuju ke ruang kuliah. Dalam proses belajar mengajar aku lebih sering tidur, bukannya aku bosan dengan pelajaran tapi karena aku harus kerja paruh waktu sampai larut malam untuk memenuhi kehidupan kami dan itu membuatku sangat ngantuk saat belajar. Disaat tidur terdengar ada orang yang memanggilku “Ari, Ari, Aaarrriii!!!” spontan aku terbangun dan berteriak “Ya pak..” seisi rungan menterwakanku, kepalaku terasa sakit karena tiba-tiba terbangun dan mungkin mataku memerah “Kenapa anda sering tidur saat pelajaran saya, apakah pelajaran saya sangat membosankan?” tanya dosen “Ti.. tidak pak! Palajaran bapak tidak membosankan kok”
“Lantas kenapa anda tidur saat pelajaran saya? Sekarang anda keluar!!!”
“Ta… ta… ta… tapi pak”
“Tidak ada tapi tapian, sekarang anda cepat keluar” ya sudahlah aku pun pergi meninggalkan ruangan.
Karena tak punya tujuan aku pergi ke bukit belakang kampus, aku sering tidur disana karena suasana tenangnya dan angin terasa jelas menghebus pipiku membuat suasana hati terasa damai dan tenang serta ranting pohon seperti menari-nari untuk menggugurkan satu per satu daunnya tepat di hadapanku. Aku tak ingin rasanya beranjak dari tempat ini dan ingin terus merasakan kedamaian ini.
Cring.. Cring.. Cring… tiba-tiba HPku berbunyi tetapi aku mengabaikkan, beberapa saat kemudian HPku berbunyi lagi “Siapa sih yang nelpon? Mengganggu suasana aja” ternyata yang menelpon adalah bosku “Halo bos” kataku “Halo dengkulmu! Kau pikir sekarang jam berapa apa kau tidak ingin bekerja lagi hah?” aku langsung milhat jamku, sial ternyata aku sudah terlambat bekerja “Ma… ma… maaf bos sebentar lagi aku sampai kok”
“Sebaiknya kau cepat datang atau kau akan di PECATTT”
“Baik bos” aku bergagas untuk ke tempat kerja “Sial kenapa malah ketiduran sih”.
Sekuat tenaga aku berlari ke tempat kerja tanpa mempedulikan orang sekitar, tanpa disengaja aku menabrak seseorang dan aku berhenti sebentar, melihat ke belakang dan kembali berlari “Apa kau sudah gila” terdengar teriak orang itu kepadaku “Maaf aku sedang terburu-buru” dan aku tidak mempedulikannya.
Aku bekerja di restoran di kotaku dan aku menagambil trip siang biasanya aku langsung ke tempat kerja sehabis kuliah. Aku masuk jam 1.30 siang dan pulang jam 7 malam dan selesai bekerja di restoran aku langsung pulang ke rumah dan pergi bekerja kembali di proyek pembuatan jalan sampai larut malam. Sesampainya di tempat kerja ternyata bos sudah menungguku “Kemana saja kau haah?”
“Maaf bos terlambat, ada sedikit masalah” tanpa basa basi bos langsung berkata “Kau di PECATTT” mendengar katanya tersebut nyawaku seperti mau berpisah dari badan, sulit untuk bernafas dan jantung serasa berhenti berdetak “Bos!! Beri aku satu kesempatan lagi dan aku tidak akan mengulanginya”. Bos tidak mempedulikan apa yang aku katakan dan dia pergi ke ruangan. Aku berusaha mencegahnya dan memaksanya supaya dapat bekerja kembali, tapi yang ku lakukan hanya sia-sia.
Aku pun pergi ke pantai untuk menenangkan diri, aku sering ke ke pantai dengan adikku jika aku libur kerja. Suasana hembusan angin laut dengan pemandangan matahari tenggelam yang memantulkan cahaya merah kekuningan ke air laut dan membuat pecahan ombak seperti Kristal yang berserakkan karena cahaya matahari, itu membuat persaanku sedikit damai. Walaupun hal itu membuatku sedikit damai tetapi itu tidak akan membuat pekerjaanku kembali.
Tak terasa matahari sudah tak terlihat seperti ditelan bumi dan hanya terlihat para nelayan yang juga sedang mencari nafkah untuk keluarga. Sekarang aku harus pulang untuk menganti baju untuk pekerjaan proyek. Sesampainya di rumah makanan sudah terhidang di atas meja dan terasa masih hangat “Oh kakak dah pulang” kata adikku “Ya aku pulang”
“Bagaimana dengan perkerjaan kakak di restorant, apakah baik-baik aja?” aku terdiam sejenak karena teringat kata-kata saat bos memecatku “Kakak sudah berhenti, kakak dipecat, tapi ngak apa-apa kakak akan dapat pekerjaan baru besok” ungkapku. Aku langsung menganti pakaian, sarapan dan langsung pergi bekerja “Aku pergi bekerja dulu, jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa mengunci pintu”
“Hati-hati ya kak”
Pekerjaanku malam ini lancar. Jam sudah menunjukan pukul 12 malam menandakan pekerjaanku sudah selesai. Aku segera pulang dan mandi karena badanku semua terasa lengket. Sebelum tidur aku menyempatkan melihat adikku yang sedang tertidur, wajahnya membuat perasaanku lebih baik dan semoga besok semua akan lebih baik.
Tuhan memang adil tapi kehidupan tidak pernah adil itu selalu terlintas dalam benakku. Sekarang manusia hanya mementingkan diri sendiri, orang bawah hanya memperkaya orang yang di atas dan yang di bawah selalu terinjak-injak. Tapi aku tak ingin mengalah dengan kehidupan yang kejam ini dan aku tak mau busuk di dunia ini, aku akan terus bertahan hidup daripada harus membusuk di dunia seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar