Rabu, 11 Maret 2015

BEST FRIEND FOREVER

BEST FRIEND FOREVER

“Nikeeennn …… cepet Arga udah lama nungguu ……” teriak Ibu sambil menyajikan sarapan di meja makan. Tak lama kemudian suara langkah kaki Niken terdengar menuruni anak tangga kayu. Dengan langkah terburu – buru Niken berpamitan kepada Ibunya, mencium pipi Ibunya, menyambar sepotong roti di meja makan dan berlari kecil menghampiri Arga di depan gerbang.

Setibanya di Kampus, Niken dan Arga berpisah di lobby kampus. Arga yang merupakan mahasiswa fakultas teknik berbelok kearah kiri dengan langkah cepat berbeda dengan Niken yang merupakan mahasiswi fakultas Kesehatan berjalan santai melewati lorong sambil mengutak – ngatik hanphonenya di arah yang berlawanan.
Beruntung di ruang kelas Niken belum ada dosen yang datang sehingga Ia tak mendapat ocehan panjang di pagi hari.
Cerpen Persahabatan - Best Friend Forever
Seusai mengikuti kuliah hari ini, Niken dan Via memutuskan untuk pergi ke suatu café yang berada di belakang kampus.
“ken … lu jadian sama Arga anak teknik ?” tanya Via
“hah ? engga ko’, dy itu sahabat gue dari kecil, bahkan ayah gue sama ayah dy juga sahabatan dari mereka masih muda dulu …”
“tapi lu berdua terus sama dy ?”
“yaa iya, kan rumah gue sama dy berhadapan, Ibu gue bilang sih sesuai sama janji ayah – ayah kita dulu, kalo udah sukses bakalan bangun rumah yang jaraknya deket…”
“waaahhh bisa – bisa lu dijodohin tuh sama Arga …”
“yaa engga lah Vi, kalo urusan itu tergantung gue sama Arga …”
“Ken … kebetulan lu ada di sini, hari ini gue ada tugas tambahan jadi lu pulang sendiri aja yaa ….” seru Arga tiba – tiba menghampiri Niken
“yaahh, Ga … panas banget nihh …” seru Niken sambil menggigit sendok es krim
“yaudah tar gue anter Ken …” sambar Via
“tuh … ada yang nganterin … yaudah gue duluan …” seru Arga
Hari pun berlaludengan cepat, Niken yang baru saja pulang, menghempaskan tubuhnya di tempat tidurnya, melepaskan semua rasa lelah yang menghampirinya. Selesainya mandi, waktu menunjukkan pukul 19.00, Niken berniat untuk mengerjakan tugas kuliahnya, Niken mengeluarkan beberapa buku dari tasnya dan tak tertinggal laptop yang sudah tersedia di atas meja.

Arga yang berniat ingin meminjam flashdisk mengetuk pintu kamar Niken sejak tadi namun tidak ada jawaban apapun. Setelah cukup lama menunggu Arga membuka pintu kamar Niken dan mendapati Niken ketiduran di meja belajarnya dengan tangan masih memegang pulpen, laptop menyala namun hanya memunculkan screen saver yang bertuliskan ‘I am simple girl’.
“Ken … bangun … kalo mau tidur jangan disini …” seru Arga membnagunkan Niken sambil menepuk – nepuk punggung Niken
“hmm .. iya iya … loh kok lu disini ? ngapain ?” seru Niken matanya terbelalak melihat keberadaan Arga
“ka Rio yang suruh gue masuk… gue pinjem flashdisk dong, flasdisk gue rusak …”
“oh … ambil aja tuh di tas gue …” sahut Niken sambil meletakkan kembali kepalanya di atas meja
“jangan tidur di situ Ken .. emang mau bikin berapa pulau lagi …” ledek Arga sambil tersenyum – senyum tipis
“baweelll … udah sana pergi pergi …” sahut Niken cemberut

KEESOKAN harinya, seperti biasa seusai kuliah Niken dan Via mengisi perut mereka terlebih dahulu di kantin kampus. Di kantin, Niken memesan pem pek langganannya dan segelas jus melon sedangkan Via memesan bakso pa’de dan jus strawberry. Ketika sedang asyik berbincang sambil melahap semua makanannya, datanglah musuh bebuyutan Niken sejak SMA – Vera dan duduk di sebelah Niken.
Sejak SMA dulu, Vera memang usil menanyakan hubungan mereka yang menurutnya tak ada kemajuan dari dulu hanya sahabat … sahabat dan sahabat. Selain itu pula, Vera juga menyukai Arga namun Arga tak pernah meliriknya sama sekali.

Sama halnya seperti dulu, hari ini lagi lagi dan lagi Vera bertingkah usil menanyakan hubungan Niken dan Arga apa masih sebagai sahabat ? tak ada jawaban yang terucap dari mulut Niken melainkan tamparan yang mendarat di pipi Vera sehingga membuat pipinya terlihat sangat merah.
“Niken ! apa – apaan sih ? malu di liat orang ….” Seru Arga yang tak sengaja melihat
“Ver.. kalo punya mulut tuh dijaga ! jangan urusin urusan orang, urusin aja urusan lo sendiri !!” bentak Niken

Semua mata tertuju kepada Niken yang terlihat sangat marah. Tanpa banyak omong lagi, Arga menarik lengan Niken dan mengajaknya pergi.
“lu apa – apaan sih Ken ?! malu tau … lu tau kan Vera emang kayak gitu orangnya dari dulu … gak usah diladenin … bikin malu …” seru Arga
“tapi ini keterlaluan … apa lu bakalan diem aja kalo lu dibilang penyuka sesama jenis ? gue kayak gini juga karna bela –in lu … tapi lu malah kayak gini … bertindak seakan – akan gue yang salah …”seru Niken dan pergi meninggalkan Arga
“ken … Niken … !!”
***

Lima hari berlalu dengan cepat setelah terjadinya pertengkaran kecil antara Niken dan Arga. Arga yang merasa bersalah pun meminta maaf kepada Niken hampir setiap hari mulai dari menelfonnya, menemuinya, mengajaknya mengobrol bahkan sampai mengajaknya jalan – jalan. Tapi semua usahanya sia – sia. Niken tetaplah Niken. Gadis yang keras kepala.
Niken yang baru saja selesai makan malam bersama Ayah, Ibu dan kakaknya, berniat untuk bersantai – santai di sofa sambil menonton TV di ruang keluarga. Niken menggonta – ganti saluran TV mencari acara TV yang menyenangkan. Ketika sedang asyik menyaksikan acara TV, Niken mendengar suara Arga dari depan rumahnya yang menanyakan keberadaannya kepada ka Rio. Disambarnya bantal sofa mungil, Niken pun berpura – pura tidur dan menutupi wajahnya dengan bantal sofa.
Tak lama kemudian, Arga sudah berdiri di sebelah Niken dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana pendeknya.
“Ken … lu tidur ?” panggil Arga dengan sesekali menyentuh kaki Niken dengan lututnya
“besok gue mau touring ke puncak bareng anak – anak … lu mau ikut ?” ucap Arga

Setelah mengetahui Arga sudah pergi, Niken berlari menuju kamarnya dan mencari handphonenya, berharap ada 1 pesan masuk dari Arga yang memaksanya untuk ikut. Namun dugaan Niken salah, tak ada 1 pesan masuk pun dari Arga melainkan hanya 1 pesan masuk dari operator.
“KkRrriiinggggg!!!” deringan weker mungil berbentuk snoopy membangunkan Niken. Niken mematikan jam wekernya dan meraba – raba mencari handphonenya. Sama seperti semalam, tak ada pesan masuk dari Arga. Tak mau meratapi kekecewaannya, Niken bergegas menuju kamar mandi dan segera bersiap – siap.
Niken yang sudah siap dengan celana jeans biru dongkernya, kaos putih polos yang di balut dengan jaket jeans biru dongker berdiri di depan pintu gerbangnya sambil menenteng helm putih bermotif bunga – bunga.

Hampir 20 menit sudah Niken berdiri di depan gerbang namun orang yang di tunggu – tunggu belum juga muncul. Niken berniat kembali masuk ke rumahnya dengan langkah kaki yang sangat pelan. Tiba – tiba saja langkah kaki Niken terhenti setelah mendengar suara kunci pintu gerbang yang dibuka.
“itu pasti Arga …” gumam Niken dalam hati antusias

Tak lama kemudian, Arga keluar sambil mengendarai motor ninja hitamnya. Melihat sahabatnya berdiri terpaku, Arga menghampirinya.
“lu ngapain ? pagi – pagi bawa – bawa helm ?” tanya Arga
“lagi nunggu tukang ojek buat nganterin touring …”sahut Niken ketus
“mana ada tukang ojek yang mau nganterin … udah cepet naik, gak usah malu – malu …”
“yaudah kalo maksa, emang ini yang gue tunggu – tunggu haha“
“dasar .. eh tapi lu udah maafin gue kan ? tar gue kenapa – napa lagi …” sahut Arga
“iya … iya udah kok … tenang aja …” ucap Niken sambil memakai helm
“ok ! kalo gitu ..” ucap Arga sambil meng – gas kencang motornya dan membuat helm yang dikenakan Niken membentur helm Arga
“wow !” gumam Niken kaget
“ja-ngan no-rak !” ledek Arga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar