Malam yang cukup terang di kota jakarta, terlihat seorang wanita muda
bernama Risa sedang duduk dengan tatapan kosong di tepi jalan
“Ya allah kenapa nasibku begini?” gumamnya dalam hati
“kakak.. kakak” suara adiknya megagetkan dia
“aduh ada apa dek? Kakak hampir jantungan” tanya Risa kepada adiknya
“ayo kak kerja, kita ngamen lagi, aku lapar kak, kita ngamen biar dapat duit” rewel adiknya
Risa tak tega melihat adiknya harus kelaparan kehausan seperti itu,
Risa pun kembali berdiri sebari mengambil gitarnya tuanya, dengan
berbekal suara yang cukup bagus Risa mulai menelusuri jalanan di ibu
kota, dari lampu merah, halte, sampai ke stasiun, demi mencari recehan
tuk bertahan hidup, baginya hidup apa adanya yang penting halal ia
selalu bahagia, dari pada mewah tapi gak halal.
Entah kenapa malam itu tak sepeserpun receh yang dia dapat, tetapi
melihat adiknya kelaparan membuat Risa tak menyerah, “Kakak Dean lapar
kak” lagi-lagi adiknya mengeluh, “sabar de kakak juga lagi berusaha”
beberapakali Risa mencoba menenangkan Dean adiknya, tak lelah berjalan
di kisah malam kota jakarta, Risa bersama Dean hanya bisa terus berusaha
dan berdo’a “ya allah TURUNKANLAH HUJANG UANG!!” Teriak Risa hampir
menyerah namun karena dia tau bahwa allah maha penyayang maha pemberi
maka dia terus berusaha.
Akhirnya beberapa recehan mereka dapatkan meski hanya cukup membeli
sebungkus nasi, Risa kakak yang penyayang dia tahan rasa laparnya yang
penting adiknya kenyang. Risa menyebut dirinya kupu-kupu malam,
kupu-kupu yang menghiasi malam dengan keindahannya, kupu-kupu yang
terbang mencari keberkahan sang pencipta alam semesta.
Tiada banyak yang bisa dia perbuat selain memetik gitar dan bernyanyi
layaknya artis bus kota, tetapi status sosialnya yang memang rendah tak
pernah dia permasalahkan karena derajat di mata allah lebih dia
utamakan.
Saat sore menjelma menjadi malam dan malam melukis rembulan bersama
cahaya dan kerlipan bintang-bintang malam itu Risa dan Dean benar-benar
kelaparan mau mengamen tetapi gitar tua Risa sudah rusak, saat mereka
berjalan, mereka menghirup aroma ikan bakar yang sepertinya enak sekali
membuat mereka semakin lapar
“Kak lapar sekali, aku mau ikan bakar itu” kata Dean
“kakak juga de” lanjut Risa.
Kemudian Risa berlari ke tempat aroma ikan bakar itu ternyata
sekeluarga yang hidupnya cukup mewah sedang bakar-bakar ikan di depan
rumahnya
“De lihat sepertinya enak ya ikan yang dimakan mereka” ucap Risa sedih
“Ia kak, aku pengen kak” ujar Dean memegang perut.
Setelah beberapa menit ikan yang mereka bakar sudah habis dimakan,
dan tersisa hanya kepalanya saja lalu keluarga itu pun masuk ke dalam
rumahnya.
“De kamu mau kepala ikan itu?” tanya Risa tak tega
“mau kak” jawab Dean
Lalu Risa pun mengambil kepala-kepala ikan itu dan Dean menunggu,
Risa mengambilnya dengan senyuman rasa syukur dan hati yang senang
tetapi tiba-tiba Risa terkagetkan dengan suara dari belakang “hey
PENCURI YA KAMU?”
“Bu-kan bu” jawab Risa gugup dan kaget
“alah ALESAN KAMU!” ucap si ibu yang punya rumah sambil mendorong Risa sehingga tersungkur
Risa pun lalu pergi “ayo de kita pergi” ucapnya sambil menggandeng tangan Dean
“kakak maafin Dean, gara gara Dean kakak jadi disalahin” ucap Dean
merasa bersalah, namun dengan penuh kasih sayang Risa hanya mengusap
kepalanya Dean sambil tersenyum.
Memang Risa adalah sosok kakak yang penyayang dan penyabar, ketika
kesulitan datang selalu dihadapi dengan ketabahan jadi kesulitan seolah
menjadi tiket untuk sebuah senyuman, malam itu pun mereka kelaparan
tetapi senyuman menguatkan rasa lapar dan keperihan, kesulitan seolah
tersingkir oleh ketegaran dan kekukuhan juga keimanan kepada allah tuhan
maha memberi rejeki dan segala kebutuhan, Risa percaya Allah melihat
dan mendengar segalanya, Risa yakin suatu saat semua itu akan menjadi
kebahagiaan.
Malam itu pun tiada makanan, tetapi tak ada makanan takkan membuat
Risa mengikuti jalan setan yakni mencari uang dengan jalan yang tidak
halal.
Kini saatnya malam berubah menjadi pagi ayam pun telah berkokok
begitu pun perut mereka sudah keroncongan dari semalam tak dapat makanan
kehangatan mentari di pagi itu membuat Risa bersemangat kembali
mengejar recehan-recehan yang harus dia dapatkan, tetapi mana mungkin
bila tanpa gitar tuanya, tetapi tidak ada yang tidak mungkin bila
diperjuangkan.
Risa dan Dean terus-terus berusaha “kakak Dean sudah gak kuat” keluhnya lagi
“Ia De, tunggu disini kakak akan berusaha lagi” Ucap Risa.
Risa berlari dan memaksa bernyanyi meski tanpa gitar karena panik
Risa tidak hati-hati sehingga gubrakkk Risa tertabrak mobil dan langsung
dibawa ke rumah sakit tetapi Dean tidak tau kakaknya kecelakaan dan
sekarang berada di rumah sakit, tetapi ternyata yang menabrak Risa
adalah orang kaya sehingga selain ditolong dan dirawat juga diberi
bantuan berupa uang dan dapat bertemu lagi dengan Adiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar