“yaaannn…” teriak seorang wanita berusia 25 tahun yang sedang mencari
anaknya di sekitar halaman rumah “oh ternyata kamu di sini sayang… ayo
ikut mama!! Kamu itu udah waktunya tidur” tutur wanita tersebut sambil
menggendong anaknya yang bernama Dian itu dan membawanya masuk ke dalam
kamar kemudian menidurkannya.
Sari, itu adalah nama yang biasa dipanggil orang-orang kepadanya. Dia
memiliki seorang anak dan suami, dia memiliki ibu yang sudah berusia
setengah abad lebih. Mereka hidup bahagia dan kecukupan bahkan anak nya,
Dian itu sangat dimanja oleh ayahnya dan nenek nya. Karena dalam
keluarga nenek nya hanya Dian lah cucu perempuan pertama maka dari itu
nenek nya sangat memanjakannya, apapun yang diminta Dian selalu
dituruti.
Setelah Dian berusia 13 tahun, Dian dan ayahnya selalu memberikan
kejutan di hari ulang tahun Sari, mama nya itu. Hingga membuat Sari
semakin bahagia. Tetapi saat Dian berusia 15 tahun, ayahnya meninggal.
“Papa… kenapa papa pergi meninggalkan Dian dan mama? padahal ayah kan
sudah janji akan selalu sama Dian dan mama… sekarang siapa yang akan
mengantarkan Dian ke sekolah? siapa yang akan mengajak Dian jalan-jalan?
siapa yang akan menyuap Dian saat Dian nggak mau makan? dan siapa yang
akan membantu Dian saat akan memberi kejutan untuk mama? siapa pa?..”
tutur Dian menangis di depan kuburan ayahnya yang sudah sepi. “Dian,
sudah ya sayang biarkan papa pergi.. Dian nggak boleh sedih nanti papa
tambah sedih, kasian papa nanti ya… ayo sudah saatnya kita pulang nak”
bujuk mama nya dan meneteskan air mata. Kemudian Dian hanya menangis
lagi dan ikut pulang bersama mama nya.
Saat di rumah, Dian tertidur pulas karena kecape’an tetapi Dian
mengigau dan berteriak-teriak sendiri memanggil ayah nya “papa… papa…
papa jangan pergi, kalo papa pergi ajak Dian donk pa Dian kan mau ikut
papa juga” ucap Dian mengigau. Sari hanya memperhatikan saja dan
menangis melihat kejadian itu, tak bisa dipungkiri bahwa Sari sangat
kasihan melihat Dian yang selalu terbiasa dengan ayahnya.
Saat bangun tidur, Dian pergi ke kamar ayahnya karena dia lupa kalau
ayahnya sudah meninggal. Saat dibuka pintu kamar ayahnya “hmm Dian lupa
kalo papa udah nggak ada lagi, papa tau nggak kalo Dian itu sangat
sayang sama papa dan Dian nggak bisa kalo nggak ada papa karena papa
yang selalu menemani Dian, tapi sekarang papa udah nggak sama Dian lagi”
tutur Dian meneteskan air mata lagi.
Kini, tanpa ayahnya kehidupan Sari dan Dian serba kekurangan bahkan
dulu Dian membawa uang saku 10 ribu di sekolah tapi sekarang hanya
membawa 2 ribu seterusnya tetap begitu, tapi Dian mengetahui kondisi
mamanya yang hanya bekerja sebagai pelayan di restoran yang sederhana.
Saat di kamar “Ya allah, kenapa jadi begini? dulu saat ada papa, aku
selalu dibeliin apa yang aku mau tapi sekarang untuk makan saja susah
dan aku hanya bisa makan tempe dan telur setiap harinya tanpa
berubah-ubah. Kapan ini semua harus berakhir?” tutur Dian menangis di
dalam kamar. Lama-kelamaan Dian tertidur lagi dan bermimpi berjumpa
ayahnya “papa… Dian sangat merindukan papa, kenapa papa pergi
meninggalkan Dian dan mama? sekarang Dian dan mama menderita pa?” ucap
Dian memeluk erat papanya “Dian, kamu harus sabar, kamu udah besar dan
kamu harus pinter-pinter ya… mama udah susah nggak bisa beliin
barang-barang yang kamu mau lagi, jadi di rumah kamu bantu-bantu mama ya
kasihan sama mama ya” jawab papa nya memberi pengertian. “iya deh pa,
papa nggak boleh pergi lagi… Dian pegang papa kuat-kuat Dian nggak akan
melepaskan papa” tutur Dian “Dian, kamu nggak boleh gitu kamu harus bisa
melepaskan kepergian papa dan kamu harus membiasakannya ya nak, dan
kamu nggak usah sedih-sedih lagi dan selalu berdo’a ya supaya mama dan
Dian di beri kesehatan dan di beri kemudahan” tutur papa nya dan
mengusap air mata anak kesayangannya itu “Tapi pa..” bantah Dian dan
semakin menangis “Dian, kalo Dian sayang sama papa Dian jangan nangisi
papa ya nak… sekarang papa harus pergi lagi sayang” pujuk papa nya dan
kemudian menghilang.
Kemudian Dian terbangun dan sedih. Tanpa sengaja, Dian melihat kalender
dan sebulan 2 minggu lagi mamanya ulang tahun dan dia berencana akan
menabung untuk membeli kue ulang tahun untuk mama nya seperti biasanya.
Saat uang nya sudah terkumpul 30 ribu, tiba-tiba mamanya sakit dan
tidak bisa bekerja. Mama nya tidak memiliki uang untuk membeli obat dan
terfikir oleh Dian kalau dia memiliki tabungan. “sebenarnya uang ini
akan Dian belikan kue buat mama, tapi kesehatan mama lebih penting”
tutur Dian melihat uang tabungannya kemudian berlari membeli obat dan
diberikannya obat tersebut untuk mamanya. “mama minum obat nya dulu ma”
tutur Dian memberikan obat tersebut dan membantu mama nya mengambil air
minum. Kemudian Dian menyuap mamanya satu sendok demi satu sendok dengan
wajah sedih “kamu dapat uang dari mana sayang? Untuk membeli obat dan
makanan ini” tanya mama nya. “sebenarnya Dian di sekolah nggak jajan ma,
Dian menabung untuk membeli kue ulang tahun buat mama tapi karena mama
lagi sakit terpaksa uang nya Dian pake untuk beli obat dan makanan untuk
mama” jawab Dian “oh gitu, makasih ya sayang” tutur mamanya kemudian
memeluk Dian. Dian semakin sedih kemudian setelah itu Dian kembali ke
kamarnya. “Ya allah, kenapa engkau memberikan cobaan sebesar ini untuk
Dian dan mama?” tutur Dian dalam hati.
Besok adalah hari ulang tahun mamanya, Dian berusaha mencari
pekerjaan agar dia mendapatkan uang untuk membeli kue untuk mamanya
hingga malam, tetapi usahanya sia-sia dia tidak diterima dimanapun
sampai dia melihat seorang wanita yang hampir di jambret oleh
penjambret, saat penjambret itu berlari ke arahnya Dian mengulurkan kaki
nya hingga membuat penjambret tersebut terjatuh dan dibawa ke kantor
polisi dan Dian memberikan tas wanita tersebut “ini tas nya bu, insya
allah nggak ada yang hilang” tutur Dian dan ingin pergi “Tunggu nak,
sebelum nya saya berterima kasih kepada kamu karena telah menolong saya
dan ambillah uang ini anggap saja ucapan terima kasih, dan saya merasa
tersinggung jika kamu tidak mengambil uang ini” tutur wanita tersebut
“waah terima kasih banyak bu, terima kasih ya bu saya memang membutuhkan
uang dan saya permisi pergi dulu bu assalamu’alaikum” jawab Dian
kemudian berlari menuju toko kue dan berhasil membeli kue ulang tahun
dan dia pulang ke rumah jam 9 malam.
Sesampainya di rumah, Dian melihat mamanya sudah tertidur kemudian
Dian menunggu jam 12 malam… Jam pun telah menunjukkan pukul 12 malam,
Dian pun menghidupkan lilinnya dan menuju ke kamar mamanya. Sesampainya
di kamar mama nya “Happy birthday mama, happy birthday mama, Happy
birthday Happy birthday, Happy birthday mama” Dian menyanyi tetapi
mamanya tidak bangun dan membuat Dian heran kemudian diletakkannya kue
tersebut di meja dan Dian membangunkan mamanya tetapi tidak bangun juga
ternyata mamanya sudah meninggal “mamaaaa, ini kue untuk mama kenapa
mama juga ikut pergi meninggalkan Dian? ma, tolong lah ma bangun ma,
seperti yang Dian janjikan dulu kalo Dian akan memberi kejutan buat
mama… mamaaaa bangun ma” teriak Dian menangis dan duduk sejenak
“kenapa?? kenapa nasibku harus seperti ini?ma,aku udah nggak punya
siapa-siapa lagi selain mama…tapi kenapa mama meninggalkan Dian ma? ya
allah, apakah hidupku hanya sampai di sini? kenapa semuanya harus pergi
dariku? padahal aku sudah bersusah payah mencari uang untuk membeli kue
ini untuk mama… ma, Dian minta maaf ya kalo Dian nggak bisa bahagiain
mama, Dian hanya menjadi beban buat mama” tutur Dian kemudian memeluk
mamanya dengan erat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar