Pengalengan pada awalnya bertujuan untuk kepraktisan kemasan serta menambah tingkat keawetan makanan. Namun kemudian berkembang fungsi, bahwa makanan yang dikemas di dalam kaleng membantu penampilan makanan menjadi lebih menarik sehingga mendongkrak sisi promosi bagi perusahaan yang memproduksi makanan tersebut. Makanan kaleng tetap dapat memenuhi standar kesehatan asal mengikuti proses yang telah ditentukan oleh departemen yang terkait dengan keamanan makanan dan perlindungan konsumen. Jika makanan yang dikalengkan diberi tambahan pengawet yang terlalu banyak jumlahnya, atau bahan yang berbahaya bagi kesehatan, tentunya tidak boleh dikonsumsi. Selain itu proses pemanasan pada makanan kalengan, misalnya buah, sayur atau makanan yang mengandung protein tidak boleh sampai merusak zat gizi yang terkandung di dalamnya. Jika zat gizi menjadi rusak, maka makanan tersebut sudah tidak lagi berfungsi optimal bagi kesehatan.
Kondisi
kaleng yang rusak, misalnya bocor, rentan untuk terjadi masuknya
bakteri atau jamur. Sehingga makanan menjadi berbahaya bagi kesehatan.
Artikel mengenai makanan kalengan dan kesehatan ini mengingatkan kepada
kita untuk selalu berhati-hati dan teliti di dalam memilih produk
kalengan. Selain perlu diperhatikan komposisi bahan yang digunakan di
dalam proses memproduksi makanan, maka bentuk kaleng pun harus
dicermati. Bentuk cembung berbahaya, karena mengindikasikan adanya udara
fermentasi yang menunjukkan terdapat mikrobia seperti jamur, kapang
atau bakteri dalam makanan. Tanggal kadaluwarsa juga harus diperhatikan
supaya makanan tidak meracuni tubuh. Demikian penjelasan mengenai
makanan kalengan dan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar