Hati (bahasa Yunani: hēpar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh.
Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya dibawah
diafragma. Beratnya kurang lebih sekitar 2 kg atau 3-5% dari total berat
tubuh kita, berwarna kecoklatan. Hati terdapat pembuluh darah dan
empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat.
Pada bagian luar hati terdapat suatu selaput pembungkus tipis yang
dinamakan selaput hati (Capsula Hepatica). Dalam jaringan hati, tampak
beberapa pembuluh yang mengandung pembuluh-pembuluh darah, dan pembuluh
empedu yang dipersatukan oleh selaput jaringan ikat yang disebut Kapsula
Gliosin. Sel-sel hati saling berhubungan, merupakan deretan sel yang
dipisahkan satu dengan deretan-deretan lainnya oleh ruang-ruang lakuna.
Darah disuplai ke dalam hati melalui dua pembuluh yaitu arteri hati dan
vena porta hepatis. Arteri hati membawa darah dengan kandungan oksigen
dari jantung. Sedangkan vena porta membawa darah yang mengandung sari
makanan dari usus halus.
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam
proses metabolisme dalam manusia. Hati menghasilkan empedu yang penting
bagi penghadaman (penceranaan). Hati berwarna perang kemerahan dan
terletak di bawah diafragma yaitu di dalam rongga abdomen. Hati menerima
makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna dan diserap
di usus.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel
parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume
hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat
pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat
embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut,
terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan
proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain,
seperti sel Kupffer, Sel Ito, Limfosit Intrahepatik seperti Sel Pit. Sel
non-parenkimal menempati sekitar 6,5% volume hati dan memproduksi
berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit.
Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang
memisahkan permukaan hepatosit dari darah, SEC memiliki kapasitas
endositosis yang sangat besar dengan berbagai ligan seperti
glikoprotein, kompleks imun, transferin, dan seruloplasmin. SEC juga
berfungsi sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I
dan MHC II bagi sel T.
Sekresiyang terjadi meliputi berbagai sitokina, eikosanoid dan , endotelin-1, nitrogen monoksida dan beberapa komponen ECM.
•Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga
dengan kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer
sehari-hari berinteraksi dengan material yang berasal saluran
pencernaan yang mengandung larutan bakterial, dan mencegah aktivasi efek
toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan larutan bakterial yang
tinggi, terutama paparan LPS, membuat sel Kupffer melakukan
sekresiberbagai sitokina yang memicu proses peradangan dan dapat
mengakibatkan cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi spesi
oksigen reaktif,eikosanoid, nitrogen monoksida, karbon monoksida, TNF-α,
IL-10, sebagai respon kekebalan turunan dalam fase infeksi primer.
•Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan
banyak vesikel lemak di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat
hingga memberikan lapisan ganda pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati
berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan vitamin A guna
mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan SEC,
yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.
•Sel Pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang
bermukim di hati. Sel Pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel
tumor tanpa bergantung pada ekspresi antigen pada kompleks
histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat ditingkatkan dengan
stimulasiinterferon-γ
Selain berperan dalam proses pencernaan makanan, hati juga berfungsi
sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal
dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan
menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen
dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses
detoksifikasi.
Zat yang dikeluarkan dari hati adalah cairan empedu. Cairan empedu
merupakan cairan berwarna hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna
makanan berlemak. ini disimpan dalam suatu bagian yang disebut kantung
empedu. Zat-zat yang terkandung dalam cairan empedu yakni garam mineral,
pigmen (bilirubin dan biliverdin), kolesterol, fosfolopid, dan air.
Selain itu, hati juga berfungsi untuk: menyimpan gula dalam bentuk
glikogen, tempat berlangsungnya pembentukan protein tertentu maupun
perombakannya, menetralkan racun-racun yang ada, serta ikut baik dalam
pembentukan maupun perombakan sel darah merah.
Di dalam hati terdapat sel yang berfungsi merombak sel darah merah
yang sudah tua dan rusak. Sel yang demikian dinamakan sel histiosit. Sel
darah merah yang tua dan rusak di dalam hati sekitar lebih dari 10 juta
sel. Dalam proses perombakannya, hemoglobin (Hb) dipecah menjadi zat
besi (Fe), hemin, dan globin. Zat besi akan diambil dan di simpan dalam
hati, yang selanjutnya dikembalikan ke sumsum tulang sehingga terbentuk
eritrosit baru. Globin akan dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin
dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat
warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin
yang berwarna kuning coklatan. Warna ini akan memberikan warna khas
tersendiri pada feses dan urine yang kita keluarkan setiap harinya.
Terjadi gangguan, pembuluh empedu dapat mengalami penyumbatan.
Penyebabnya adalah adanya pengendapan kolesterol yang membentuk batu
empedu. Alhasil, feses yang keluar berwarna cokelat abu-abu. Oleh karena
pembuluh empedu mengalami penyumbatan, empedu akan masuk ke dalam
peredaran darah, sehingga mengakibatkan darah berwarna
kekuning-kuningan. Keadaan demikian lazim dinamakan penyakit kuning.
Organ hati dapat pula menghasilkan enzim arginase. Enzim arginase
merupakan enzim yang berperan dalam proses penguraianasam amino.
Prosesnya dinamakan deaminasi. Asam amino yang diuraikan yakni asam
amino arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitinakan mengikat amonia dan
karbondioksida yang bersifat racun. Selanjutnya ornitin akan dinetralkan
dalam hati. Adapun urea akan diserap ginjal untuk dikeluarkan bersama
urine. Dengan demikian, dari penjelasan di atas ada beberapa fungsi hati
bagi tubuh manusia. Fungsi itu antara lain penyimpan lemak dalam bentuk
glikogen, perombak dan pembentuk protein, penawar racun pada makanan,
dan perombak sel darah merah.
Struktur Hati
Hati pada bagian luar dilengkapi oleh selaput tipis yang disebut
selaput hati (Kapsula Hepatica). Dalam jaringan hati terdapat beberapa
pembuluh darah. Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus
mengalami percabangan yang disebut Sinusoid. Sinusoid pada vena portal
hepatikus akan membentuk vena. Jaringan hati ini tersusun oleh sel-sel
hati yang disebut Hepatosit.
Antar lapisan hepatosit dipisahkan oleh Lakuna, sedang antara
hepatosit satu dengan yang lain dipisahkan oleh Kanalikuli yang
merupakan tempat dihasilkannya empedu. Kanalikuli ini kemudian bergabung
membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu
menuju kantong empedu. Kantong empedu sebagai tempat penyimpanan
sementara sebelum empedu dialirkan ke duodenum.
Pada Sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk Sel Kupffer.
Sel Kupffer ini mempunyai sifat Fagositosis. Apabila dalam proses
pencernaan di usus halus terdapat organisme asing atau zat-zat berbahaya
maka sel-sel ini akan menghancurkan organisme asing atau zat berbahaya
tersebut dengan cara Fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan
menghasilkan pigmen Bilirubin. Bilirubin kemudian dialirkan ke
Kanalikuli dan diekskresikan sebagai empedu.
Hal inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi. Hati
mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa
cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6yang mengandung
kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu)
yang disebut Bilirubin dan Biliverdin.
Apabila saluran empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah
sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Oleh karena itu, orang yang
mengalaminya diindikasikan menderita penyakit kuning.
Gangguan & Kelainan Pada Hati
Hati (Liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam
hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses
penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan
metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam
tubuh kita. Apabila fungsi hati terganggu maka akan terjadi dampak yang
kompleks pada kesehatan tubuh. Berikut akan dipaparkan beberapa gangguan
dan kelainan pada hati:
1.Hepatitis
Merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh
virus, terutama virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya
penderita hepatitis A dan E dapat disembuhkan, sebaliknya hepatitis B
dan C dapat menjadi kronis. Sementara itu hepatitis D hanya dapat
menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B sehingga
kondisi ini dapat memperparah keadaan penderita.
2.Sirosis hati
Merupakan gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya jaringan ikat
pada hati. Sirosis hati ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dan C
yang berkelanjutan. Berkembangnya virus ini dapat dipicu oleh konsumsi
alkohol yang berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang disebabkan
oleh tersumbatnya saluran empedu. Penyakit ini belum dapat disembuhkan.
Sementara itu pengobatan yang dilakukan hanya berguna mengobati
komplikasi yang terjadi seperti berak darah, perut membesar, mata
kuning, serta koma hepatikum.Perhatikan gambar 8.12 untuk mengetahui
perbedaan hati yang sehat dan terkena sirosis.
3.Kanker Hati
Merupakan kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel
kanker pada jaringan hati. Kanker ini sebagai komplikasi akhir dari
hepatitis kronis karena virus hepatitis B, C, dan Hemokromatis.
4.Perlemakan Hati
Merupakan kelainan hati akibat adanya penimbunan lemak yang melebihi 5%
dari berat hati, sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh
jaringan hati. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab
sirosis hati. Kelainan ini dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang
berlebih.
5.Kolestasis dan Jaundice
Merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan
atau pengeluaran empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya
penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, dan K oleh usus, juga dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin, dan kolesterol
di hati.
6.Hemokromatosis
Merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan
besi secara berlebihan dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik
atau keturunan.
Mengatasi Kelainan-Kelainan Pada Hati
1.Pemberian vaksinasi
2.Makan makanan yang sehat dan bergizi
3.Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4.Berolahraga dengan teratur
5.Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6.Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar