Ada
baiknya pengendara berhati-hati bila melintasi ruas Tol Purbaleunyi
atau lebih dikenal Tol Cipularang, terutama mulai dari KM 60 sampai KM
100. Pasalnya, di ruas sepanjang puluhan kilometer tersebut banyak yang
meyakini sebagai poros gaib yang kerap meminta tumbal dari pengguna
jalan yang melintasi ruas tersebut. Posisinya berada di sekitar Gunung
Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Jalur ini
juga dikenal sebagai Jalur Tengkorak.
Dalam sebulan ini, tercatat 10 nyawa
melayang sia-sia akibat kecelakaan hanya di sepanjang tol cipularang.
Juli 2011, dua perwira TNI dari Pusenif Kodam III Siliwangi meninggal
dunia karena kecelakaan di ruas tersebut. Teranyar, kecelakaan dialami
pedangdut Saipul Jamil hingga metrenggut nyawa istrinya, Virginia
Anggraeni, 23, Sabtu (3/9/2011) lalu.
Berselang 4 hari dari tragedi Saipul, 6
nyawa kaum urban (pencari kerja) asal Kebumen, Jawa Tengah yang hendak
mengadu nasib ke Jakarta, tewas seketika, akibat mobil travel yang
mereka tumpangi menabrak belakang truk yang berada di depannya.
DAERAH RITUAL PEMUJAAN
Beragam
cerita pengemudi yang mengalami kecelakaan di sekitar poros 90 dan 97
ini, di antaranya mendadak mereka terserang kantuk yang amat sangat dan
kondisi kendaraan yang tak lain dijalankan, serta kelelahan mendera
setelah menempuh perjalanan jarak jauh.
Bagi sebagian warga lokal, mendengar nama
Gunung Hejo mungkin sudah tak asing. Masyarakat Purwakarta memang
mengenal Gunung Hejo sebagai daerah ritual pemujaan.
Jangan heran, mitos Gunung Hejo merupakan
daerah angker sudah dirasakan sejak dulu. Bahkan saat pembangunan Tol
Purbaleunyi di ruas KM 90 sampai KM 97 ini, menyeruak cerita aneh yang
tak bisa diterima akal sehat dari para pekerja proyek. Ada yang
dipindahkan makhluk gaib saat tertidur lelap ke dekat sungai ada juga
yang menangis sesenggukan saat tidur, bahkan banyak juga yang kesurupan.
Memang sebagian pihak, bahkan operator
jalan tol di sana menganggap keberadaan alam gaib di sekitar Gunung Hejo
merupakan cerita klenik dibuat-buat. Namun fakta menunujukkan, mengapa
jalan tol yang melewati Gunung Hejo itu harus dibuat melingkar tidak
langsung tembus menerobos Gunung Hejo.
Soal keberadaan kendaraan misterius yang
kerap mengganggu pengguna jalan tol Cipularang itu, sebelumnya telah
sering beredar. Kumpulan kisah keangkeran jalan tol ini berkembang
menjadi e-mail berantai, atau pesan berantai melalui Black Berry
Messenger.
Ceritanya seperti ini. Hati-hati kalau
mau jalan malam hari di Cipularang, terutama setelah waduk Jatiluhur
dari arah Bandung. Ada mobil misterius ngedim-ngedim.
Pengalaman saya waktu itu mau balik ke
Jakarta lewat Cipularang malam hari. Saat itu saya di jalur kanan,
tiba-tiba dari belakang ada mobil ngedim-ngedim. Setelah itu saya
minggir ke kiri memberi jalan. Eh mobil itu ikutan ke kiri juga sambil
tetap ngedim-ngedim.
Karena kesal, saya tancap gas, eh mobil
itu ikut-ikutan berlari kencang juga. Tetep dia masih ngedim-ngedim
juga. Karena kesal di kasih dim melulu, saya intip dari spion tengah itu
mobil apa sih?
Eh, sehabis ngintip spion tengah, saya
terus lihat jalan di depan, sudah ada buntut truk tinggal beberapa ratus
meter lagi. Kaget, saya rem habis. Untung tidak terguling. Setelah
ngerem, saya intip spion tengah, ternyata mobil tadi sudah nggak ada
lagi.
Saya salip truk, ternyata kendaran yang
ada cuman mobil saya sama truk tadi. Di depan gelap nggak ada mobil sama
sekali. Saya merinding habis.
Masih ada cerita lainnya, yang peristiwanya juga terjadi setelah Idul Fitri. Begini ceritanya:
Saya ingin berbagi cerita ini kejadian
yang terjadi pada hari keempat lebaran. Teman saya bersama om dan
tantenya pergi dari Jakarta menuju Bandung melewati Tol Cipularang pada
siang hari.
Pada kecepatan 60 km/jam melewati KM 69
dan70, tiba-tiba si sopir yang kebetulan omnya sendiri membawa
kendaraan(mobil Panther baru) seperti tidak sadarkan diri. Dia memacu
kendaraan semakin kencang sehingga kendaraan tersebuttidak stabil lalu
membentur trotoar dan terbalik.
Sebelum kecelakaan, tantenya sudah
mengingatkan suaminyauntuk memelankan kendaraan. Namun kendaraan semakin
kencang sehingga terjadilah kecelakaan tersebut.
Untungnya tidak ada yang terluka parah
walaupun mobil tersebut keadaannya rusak berat. Peristiwa terjadi di KM
72, kendaraan yang berada di belakangnya bisa mengerem (mobil Honda
CRV).
Kemudian si pengemudi kendaraan tersebut
turun dari mobil. Anehnya si pengemudi menyalami om temen saya dan
berkata, “Selamat, Pak. Untung tidak apa-apa. Saya juga sempat hilang
sebentar, namun karen melihat kendaraan bapak saya kaget dan mengerem.”
Setelah beberapa lama pihak Jasa Marga
datang. Lalu anehnya lagi mereka berkata, “Untung bapak di KM 72. Kalau
di KM 68 pasti bapak sudah ‘lewat’ kali. Sebelumnya ada dua kecelakan di
KM 68 meninggal. Memang daerah rawan di 68-72, Pak. Sebaiknya di KM ini
lebih berhati-hati dan jangan sampai pikiran kosong.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar